
Duh! Renault Rugi Rp 136,4 T di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak 2020 lalu memang bukan waktu terbaik bagi Renault. Produsen mobil asal Perancis itu telah kehilangan US$ 9,7 miliar atau Rp 136,4 triliun tahun lalu dan terancam makin buruk untuk 2021.
Ancaman ini berasal dari kurangnya pasokan chip elektronik untuk produsen mobil tersebut. Peringatan itu dikatakan Chief Executive Renault, Luca de Meo yang baru menduduki jabatan Juli tahun lalu.
"Awal tahun ini menunjukkan beberapa tanda kelemahan," ungkapnya dikutip Reuters, Jumat (19/2/2021).
Namun dia mengharapkan paruh kedua 2021 sudah lebih baik. Menurutnya saat itu masalah kekurangan chip sudah mereda.
Luca menambahkan jika pihaknya telah mengambil langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi serta mengatasi masalah tersebut. Menurutnya masalah chipset ini dapat mempengaruhi produksi 100 ribu kendaraannya.
Luca memang saat ini sedang mencari cara untuk meningkatkan keuntungan serta penjualan perusahaannya. Selain itu juga melakukan pemotongan keuangan dengan adanya tanda awal peningkatan margin pada paruh kedua 2020 lalu.
Renault juga menghadapi masalah baru dengan Uni Eropa melakukan pengetatan aturan emisi. Selain itu juga perusahaan harus menghadapi rival PSA dan Fiat Chrysler yang bekerja sama membuat produsen mobil terbesar keempat dunia, Stellantis.
Kerugian Renault sebenarnya sudah terjadi sejak 2019 yakni 141 juta euro atau Rp 2,4 triliun. Lalu setahun berikutnya harus menghadapi kesulitan produksi tersendat dan menutup dealer akibat lockdown Covid-19.
Selain itu, Covid-19 juga merugikan mitra Renault di Jepang, Nissan. Namun memang tahun 2020 memukul hampir semua produsen mobil dunia.
Tetapi nampaknya rebound sedang terjadi, yakni penjualan untuk mobil premium di China akhir tahun lalu membantu perusahaan seperti Volkswagen dan Daimler untuk mengatasi masalah.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tesla Luncurkan Software Terbaru 'Mobil Nyupir Sendiri'