'Membongkar Vaksin Covid Nusantara yang Dikembangkan Terawan'

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 February 2021 12:54
Vaksin Covid-19 di Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Vaksin Covid-19 di Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah menelusuri Vaksin Nusantara AntiCovid-19 yang diinisiasi dan dikembangkan Terawan Agus Putranto. Terawan merupakan mantan Menteri Kesehatan sebelum digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin.

Anggota Tim Uji Klinis Vaksin Nusantara Jajang Edi Prayitno mengatakan vaksin nusantara memiliki antibodi atau daya kekebalan tubuh yang mampu bertahan hingga seumur hidup. Nantinya vaksin akan bekerja dalam membentuk kekebalan seluler pada sel limfosit T.

Jajang menjelaskan, cara kerja vaksin ini dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih, yang kemudian dipaparkan dengan antigen dari Sars-Cov-2.

"Vaksin punya dokter Terawan ini dendritik bersifat T-cells, berarti sekali suntik berlaku seumur hidup. Sehingga secara pembiayaan pun lebih menguntungkan dan tidak menguras devisa negara, karena ini diproduksi dalam negeri," kata Jajang.

Keterangan pers Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Dok: tangkapan layar youtube Setpres RIFoto: Keterangan pers Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Dok: tangkapan layar youtube Setpres RI



Jajang pun menyebut pihaknya telah rampung melakukan uji klinis fase I untuk menguji keamanan vaksin dengan sasaran 30 relawan. Hasilnya menurut Jajang tidak ada efek samping berarti yang dirasakan para relawan.

Halaman Selanjutnya >> Permintaan IDI

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Tim Uji Klinis vaksin nusantara mempublikasikan hasil uji fase pertama vaksin tersebut secara transparan. Permintaan itu menyusul klaim antibodi vaksin yang digagas mantan Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto mampu bertahan seumur hidup.

"Sebetulnya mampu bertahan seumur hidup itu yang mana buktinya? Karena sekarang kita ada di zaman evidence based medicine. Jangan membuat publik bingung," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/2).

Zubairi meminta tim uji klinis vaksin nusantara tak mengeluarkan klaim sepihak sebelum keseluruhan uji klinis selesai. Menurutnya, semua pihak harus bersabar menunggu hasil dari uji klinis I,II, hingga III.

Hasil itu mengacu pada hasil uji keamanan dalam objek penelitian hewan dan manusia. Kemudian berlanjut pada hasil pengujian imunogenitas, khasiat atau efikasi vaksin itu sendiri untuk kemudian dievaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Zubairi menyebut sejauh ini belum ada satupun pengembang vaksin virus corona di dunia yang secara gamblang sudah berani membuktikan daya jangkauan dan ketahanan antibodi vaksin usai disuntikkan ke tubuh manusia.

"Sekarang para ahli belum bisa menjawab apakah vaksin Moderna, ataupun Sinovac, Pfzier, mampu bertahan berapa lama. Apakah dua, tiga bulan, enam bulan, atau setahun belum ada yang tahu," ujarnya.

Berita Selengkapnya >> IDI Ragu Antibodi Vaksin Nusantara Terawan Tahan Seumur Hidup


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 107 Juta Warga +62 Bakal Disuntik Vaksin Covid & Rinciannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular