Vaksinasi Covid RI Baru Bisa Kelar 10 Tahun, Ini Alasannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
18 February 2021 13:50
Vaksin Covid-19 di Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mimpi buruk pelaksanaan vaksinasiĀ Covid-19 di Indonesia baru selesai dalam 10 tahun kemungkinan bisa jadi kenyataan. Sebab, pencapaian pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sampai sekarang masih belum meluas.

"Kemarin baru mencapai divaksinasi itu kalau menurut diagramnya per sejuta 0,61. Kalau kemarin pencapaiannya baru selesainya untuk seluruhnya baru sampai 10 tahun," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil dalam program PROFIT CNBC Indonesia, Kamis (18/2/2021).

Untuk menghindari hal itu, menurut Kusnandi, vaksinasi Covid-19 harus lebih banyak dan luas lagi dilakukan. Tapi dia menambahkan masih ada masalah, yakni kekurangan vaksin karena hingga sekarang sejumlah vaksin ada yang belum datang ke Indonesia.

Sementara itu trek program vaksinasi, menurut Kusnandi, sudah mengarah ke arah yang benar, yaitu dengan menyelenggarakan untuk lansia dan orang-orang yang berhubungan dengan masyarakat.



Menurut Kusnandi, lansia perlu divaksinasi karena dampak jika terkena cukup besar, serta angka kematian yang cukup tinggi di atas 45%. Selain itu, tenaga pendidik yang berhubungan dengan murid juga perlu diimunisasi untuk mencegah terjadi penyebaran.

"Kemudian petugas pelaksanaan perdagangan di pasar itu juga, tokoh-tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah, petugas keamanan, petugas transportasi, wartawan dan pekerja media. Kemudian sektor pariwisata dan atlet," ungkapnya.

Kusnandi mengatakan masyarakat kelompok-kelompok itu harus segera diimunisasi agar mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Jika seluruhnya sudah dilakukan vaksinasi, tinggal masyarakat sisanya yang disuntik.

Dalam kesempatan yang sama dia juga membicarakan mengenai produk vaksin Sinovac yang dibuat oleh PT Bio Farma (Persero). Kusnandi mengatakan jika Bio Farma memiliki pengalaman untuk memproduksi vaksin dan mengekspornya ke 140 negara.

Namun, untuk vaksin Covid-19 memang butuh alat baru. Sebab penyakitnya juga sangat baru. Bio Farma saat ini bertugas untuk mencampur bahan vaksin yang dikirim Sinovac ke vial. Kusnandi pun bilang pekerjaan itupun sudah bisa dilakukan perusahaan pelat merah itu.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kendala Vaksinasi Covid: Nakes Absen dan Kapasitas Cold Chain

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular