
Pfizer Sumbang 40 Juta Dosis Vaksin Corona ke Negara Miskin

Jakarta, CNBC Indonesia - Pfizer mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan hingga 40 juta dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin secara nirlaba, melalui fasilitas Covax yang dikumpulkan secara global.
Melansir AFP, Sabtu (23/1/2021) saat ini beberapa negara kaya di dunia telah memulai program vaksinasi dalam upaya untuk menekan pandemi, di negara lebih miskin angka Covid-19 lebih sedikit.
Covax, pengadaan vaksin virus corona yang dikumpulkan secara global dan upaya distribusi yang adil, yang bertujuan untuk memastikan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah mendapatkan dosis juga, berencana melakukan pengiriman pertamanya pada bulan Februari.
Covax dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Gavi, Aliansi Vaksin. Vaksin Pfizer-BioNTech adalah satu-satunya sejauh ini yang menerima persetujuan penggunaan darurat dari WHO.
"Negara-negara berkembang harus memiliki akses yang sama ke vaksin seperti negara-negara lain di dunia", ketua Pfizer Albert Bourla.
"Kami akan memberikan vaksin kepada Covax untuk negara-negara ini dengan basis nirlaba," imbuhnya.
"Kami bangga memiliki kesempatan ini untuk memberikan dosis yang akan mendukung upaya Covax untuk memvaksin petugas kesehatan yang berisiko tinggi terpapar di negara berkembang, dan populasi rentan lainnya," jelasnya kemudian.
Didirikan tahun lalu, Covax awalnya bertujuan untuk mendapatkan persediaan vaksin Covid-19 yang cukup untuk 20% penduduk rentan di negara yang berpartisipasi.
Di Covax, pendanaan ditanggung melalui donasi untuk 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah yang terlibat, sedangkan untuk negara-negara kaya, pembelian beroperasi sebagai polis asuransi cadangan.
Kepala eksekutif Gavi Seth Berkley mengatakan hampir 150 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford siap dikirim melalui Covax, menunggu persetujuan penggunaan darurat dari WHO, yang diperkirakan akan terjadi pada Februari.
Dia mengatakan Covax harus dapat memberikan dosis tersebut pada kuartal pertama 2021. Covax masih perlu menyelesaikan perjanjian pasokan untuk vaksin Pfizer-BioNTech.
Berkley mengatakan bahwa Covax dapat memperoleh 2,3 miliar dosis vaksin tahun ini, setara dengan hampir 1,8 miliar dosis untuk 92 negara termiskin. Angka ini cukup untuk memvaksinasi sekitar 27 persen populasi, naik dari target awal.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin menawarkan harapan untuk mengakhiri pandemi dan memperbaiki ekonomi global.
"Namun untuk melakukan itu, kami membutuhkan setiap negara anggota, setiap mitra, dan setiap produsen vaksin di dalamnya," katanya.
Selanjutnya, Bourla dari Pfizer mengatakan dia merasa yakin bahwa Pfizer-BioNTech dapat menghasilkan dua miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2021.
"Sains akan menang, dan akan menang untuk semua orang," katanya.
Saat dikonfirmasi tentang berapa banyak dosis vaksin yang mungkin dapat diproduksi oleh semua produsen tahun ini, Berkley dari Gavi mengatakan "Saya pikir kita berbicara tentang angka dalam kisaran enam hingga tujuh miliar dosis," ujarnya.
Sementara itu, Doctors Without Borders mengibaratkan 40 juta dosis yang ditawarkan untuk Covax oleh Pfizer adalah setetes air di lautan. "Kami meminta perusahaan farmasi seperti Pfizer dan rekan-rekannya untuk memasok fasilitas Covax dengan volume yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau," kata Dana Gill dari badan amal medis itu dalam sebuah pernyataan.
"Jika dunia akan keluar dari pandemi ini, kita mutlak harus mendistribusikan vaksin ini secara adil, bukan berdasarkan siapa yang dapat membayar paling tinggi," pungkasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kayaknya Vaksin Terampuh Lawan Covid Sudah Ketemu, Ini Dia?