Internasional

Jepang Temukan Mutasi Baru Corona, Beda dari Inggris & Afsel?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 January 2021 13:56
A man wearing a protective mask to help curb the spread of the coronavirus rides a bicycle past a scarecrow depicting coronavirus displayed at a street Monday, Sept. 28, 2020, in Tokyo. The Japanese capital confirmed more than 70 coronavirus cases on Monday. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Ilustrasi (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia -Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID) Jepang mendeteksi varian baru virus Covid-19. Virus ini ditemukan dari empat pelancong asal Brasil yang tiba di negara itu.

Dikutip CNBC International, strain yang ditemukan di Jepang termasuk dalam jenis B.1.1.248 dan memiliki 12 mutasi protein. Varian Covid-19 yang baru ditemukan ini berbagi beberapa mutasi yang sama dengan mutasi yang mengkhawatirkan yang baru-baru ini ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Namun, sejauh ini informasi tentang varian baru itu hanya terbatas pada susunan genetiknya. Belum ada data lebih detil soal seberapa ganas strain tersebut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku telah diberitahu tentang mutasi virus corona baru yang ditemukan di Jepang. Dia mengatakan strain baru yang menular "sangat bermasalah" dan jika dibiarkan membebani rumah sakit yang sudah berada di bawah tekanan kuat.

"Semakin banyak virus menyebar, semakin tinggi kemungkinan terjadinya perubahan baru pada virus tersebut," kata Tedros di markas besar WHO di Jenewa dikutip Selasa (12/1/2021).

Strain baru ini menambah model mutasi baru Covid-19 yang sebelumnya ditemukan. Di Inggris, otoritas kesehatan melaporkan varian ke WHO yang diidentifikasi sebagai SARS-CoV-2 VOC 202012/01.

Tidak jelas bagaimana strain baru itu berasal, tetapi temuan awal telah menentukan bahwa itu sangat mudah menular hingga 70%. Sekitar 30 lebih negara telah mengonfirmasi kasus strain ini.

Di Afrika Selatan, pemerintah mengumumkan deteksi varian terbaru yang diberi nama 501Y.V2. WHO mengatakan pengurutan rutin menunjukkan strain ini sebagian besar telah menggantikan virus SARS-CoV-2 lainnya yang beredar di provinsi Eastern Cape, Western Cape dan KwaZulu-Natal pada pertengahan November lalu.

Studi pendahuluan telah menunjukkan varian 501Y.V2 dapat meningkatkan penularan, tetapi tidak ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa itu terkait dengan hasil penyakit yang lebih buruk. Pada 30 Desember, varian ini telah dilaporkan di empat negara lain.

Hingga saat ini Covid-19 masih menjadi momok besar bagi dunia. Saat ini telah tercatat kurang lebih 90 juta kasus infeksi virus yang masuk dalam keluarga coronavirus itu dengan hampir dua juta kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! WHO Sebut Corona Mutasi di Hewan Ini, Menulari Manusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular