Internasional

Gawat! Mutasi Baru Corona Ini Bisa Buat Vaksin Kurang Manjur?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 January 2021 07:18
Medical workers prepare a COVID positive patient for a CT Scan at a clinic in Johannesburg Sunday, Dec. 27, 2020. South Africa's COVID-19 spike has taken the country to more than 1 million confirmed cases with hospitals reaching capacity and no sign of the new surge reaching a peak. (AP Photo/Shiraaz Mohamed.
Foto: AP/Shiraaz Mohamed

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan di Afrika Selatan mengkhawatirkan bahwa varian baru Covid-19 yang menyebar cepat di negeri itu, 501Y.V2, mungkin akan lebih resisten terhadap vaksin. Varian ini sebelumnya disebut menyebar lebih cepat di kalangan anak muda Afsel dengan gejala yang lebih parah.

"Ini masalah teoritis. Kekhawatiran yang masuk akal ... bahwa varian Afsel mungkin lebih resisten," kata Prof Shabir Madhi, yang memimpin uji coba vaksin Oxford-AstraZeneca di Afsel , kepada BBC dikutip Selasa (5/1/2021).

Kekhawatiran muncul dari fakta bahwa virus di sini telah bermutasi jauh lebih banyak daripada variannya di Inggris. Salah satu mutasi itu mungkin berarti dapat menghindari serangan antibodi yang biasanya melawan virus corona.

Vaksin mengajarkan tubuh untuk meningkatkan respons kekebalan- yang termasuk menciptakan antibodi -untuk melawan virus corona, jika ia pernah bertemu dengannya. Antibodi adalah protein kecil yang dibuat oleh sistem kekebalan yang menempel pada permukaan virus, secara efektif melumpuhkannya.

Madhi mengatakan memang kecil kemungkinan vaksin saat ini menjadi tidak berguna. "Tapi mungkin bisa melemahkan dampaknya," tegasnya.

Namun, penelitian lanjutan tetap perlu. Ia berkata, kemanjuran vaksin akan mutase ini mungkin saja bisa didapat beberapa minggu ke depan.

Sementara itu, seorang ahli vaksin di Universitas Wits, Prof Helen Rees mengatakan modifikasi lebih lanjut dari vaksin sepertinya dibutuhkan. Ini untuk mengatasi varian baru yang terus ditemukan.

"Beberapa teknologi vaksin yang sedang dikembangkan dapat memungkinkan ini dilakukan dengan relatif cepat," katanya.

Rees mengatakan kekhawatiran tentang mutasi di Afsel harus menambah tekanan global untuk peluncuran vaksin yang cepat di seluruh dunia. Tidak hanya ke negara-negara kaya.

"Karena varian baru sudah menyebar ke negara lain, pentingnya memastikan bahwa vaksin tetap efektif terhadap varian baru merupakan keharusan global," kata Rees.

Saat ini warga dunia yang telah terinfeksi corona mencapai 86.776.251 dengan kematian menembus 1,8 juta jiwa. Mengutip Worldometers, pasien sembuh sebanyak 61.496.896.

Kasus aktif saat ini sebanyak 23.405.523. AS, India dan Brasil menjadi negara dengan kasus terbanyak dengan RI di posisi ke-20.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Ganas? WHO Selidiki Mutasi Corona Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular