Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 resmi telah berganti menjadi tahun 2021. Beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) sudah memulai program vaksinasi darurat Covid-19.
Di AS, pemerintah menargetkan ada 20 juta orang yang divaksinasi hingga akhir tahun. Menurut komisioner FDA AS Stephen Hahn target vaksinasi terhadap 20 juta warga AS sampai akhir tahun 2020 sebenarnya realistis.
Namun kenyataannya, jumlah orang yang telah mendapatkan suntikan vaksin baru 2,8 juta orang saja per 31 Desember. Padahal kurang lebih sudah ada 14 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna telah didistribusikan ke berbagai negara bagian.
Reuters melaporkan di bulan Desember AS sudah mengantongi setidaknya 40 juta dosis vaksin. Apabila satu orang membutuhkan dua kali suntikan, maka jumlah tersebut cukup untuk 20 juta warga AS.
Beralih ke Inggris sebagai negara pertama yang merestui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Pfizer dan telah mengantongi 800 ribu dosis, per 16 Desember jumlah warga Britania yang telah disuntik vaksin tersebut baru mencapai 137 ribu.
Masuk tahun 2021, semakin banyak negara yang akan melakukan program vaksinasi masal secara bertahap. Salah satunya adalah Indonesia. Saat ini RI sudah mengamankan 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Apabila mengacu pada rencana awal, program vaksinasi Covid-19 tahap awal di dalam negeri akan dimulai pada Januari 2021 hingga April 2021.
Vaksin akan disuntikkan kepada 1,3 juta petugas kesehatan dan 17,4 juta petugas publik. Dalam waktu bersamaan 21,5 juta penduduk lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas juga akan mendapatkan vaksin.
Untuk gelombang kedua akan dimulai pada April 2021. Vaksin akan disuntikkan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi. Selanjutnya masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin dengan jumlah 77,4 juta penduduk.
Meskipun program vaksinasi masal dikebut oleh pemerintah di berbagai negara, hasil dari vaksin tidak akan langsung terlihat. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) untuk mewujudkannya butuh waktu sampai 3,5 tahun.
Vaksinasi Covid-19 diharapkan bakal menciptakan kekebalan komunal atau herd immunity. Ambang batas kekebalan komunal akan sangat bergantung pada laju reproduksi (Rt) patogen. Dengan asumsi nilai Rt adalah 4, maka setidaknya 75% dari populasi harus diimunisasi.
Namun keberhasilan apakah vaksin akan bisa menjinakkan pandemi atau tidak juga tergantung pada berbagai faktor. Apabila mengacu pada studi pemodelan matematis yang dilakukan oleh Bartsch dkk, jumlah populasi yang tejangkit Covid-19, efektivitas vaksin dan populasi yang disuntik akan sangat berpengaruh pada keberhasilan vaksinasi.
Menggunakan pemodelan komputasional dengan kasus di AS, studi tersebut menyimpulkan bahwa jika total populasi AS yang terjangkit Covid-19 mendekati nol persen, maka vaksin harus memiliki tingkat keampuhan 80% dan 3/4 dari total populasi harus mendapatkan vaksinasi jika pandemi Covid-19 ingin dieradikasi.
Namun jika 5% populasi AS sudah terinfeksi Covid-19, maka vaksin dengan berbagai efektivitas tak akan memiliki peluang 100% untuk menghentikan pandemi meski 100% populasi divaksinasi.
Dalam kasus ini, vaksin dengan efektivitas 80% akan mampu menurunkan puncak kasus pandemi sekitar 80% bahkan jika hanya setengah dari populasi divaksinasi.
Apabila total populasi AS yang terinfeksi Covid-19 mencapai 15%, maka kemungkinan pandemi bisa ditekan hanya 65%. Itupun jika semua orang divaksinasi dan efektivitasnya 100%.
Untuk bisa memastikan berapa banyak dari populasi yang terjangkit Covid-19 tentunya tes dengan jumlah yang memadai serta tracing ketat menjadi sebuah keharusan. Sementara untuk jumlah populasi yang harus diimunisasi juga sangat tergantung dari Rt serta tingkat partisipasi masyarakatnya.
Terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan vaksinasi masal kajian CGD dan Bryden Wood menyebut hal ini juga akan tergantung dari ketersediaan pasokan vaksin.
Sebagai informasi dalam proses produksi vaksin atau obat secara masif transfer teknologi bisa terjadi antar korporasi maupun antar negara yang meliputi pengembangan fasilitas riset dan pengembangan (R&D) hingga pabrik atau fasilitas manufaktur vaksin skala industri.
Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan, untuk memenuhi target pertama program vaksinasi yang membutuhkan 115 juta dosis vaksin butuh waktu selama 12 hingga 22 bulan untuk berbagai skenario.
Menggunakan skenario terbaik, ketersediaan vaksin untuk memenuhi target 1 dengan kemungkinan 75% membutuhkan waktu 17 bulan sejak hari pertama produksi ditetapkan. Skenario terburuk untuk target 1 membutuhkan waktu 21 bulan dengan probabilitas yang sama.
Sementara itu, dengan skenario terbaik untuk target WHO terbesar yakni target 3 (2,65 miliar penduduk bumi) yang mencakup semua populasi rentan, butuh waktu 26 bulan dengan tingkat probabilitas sebesar 75%.
Artinya tingkat produksi untuk mendukung cakupan vaksin yang luas secara global tidak akan tercapai hingga akhir tahun 2022. Untuk skenario yang lebih pesimistis
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut kemungkinan sampai pertengahan 2023 dengan probabilitas 90%.
TIM RISET CNBC INDONESIA