Hasil Uji Klinis Vaksin Sinopharm Tak Konsisten, Ada Apa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
02 January 2021 18:10
A box for a COVID-19 immunoglobin treatment is displayed at an exhibit by Chinese pharmaceutical firm Sinopharm at the China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) in Beijing, Saturday, Sept. 5, 2020. With the COVID-19 pandemic largely under control, China's capital on Saturday kicked off one of the first large-scale public events since the start of the coronavirus outbreak, as tens of thousands of attendees were expected to visit displays from nearly 2,000 Chinese and foreign companies showcasing their products and services. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Vaksin COVID-19 ditampilkan oleh perusahaan farmasi China Sinopharm di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing, Sabtu (5/9/2020). (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah baru menghinggapi vaksin Sinopharm asal China. Hasil uji klinis vaksin tersebut dikabarkan berbeda antara China dan Uni Emirat Arab.

Hasil uji klinis di China terlihat 79,34%, namun angka itu berbeda yang dikeluarkan otoritas Uni Emirat Arab pada Desember lalu yakni 86%.

Pemerintah China juga telah mengeluarkan izin vaksin pertamanya pada Sinopharm. Untuk hasil yang berbeda ini menurut pihak China National Biotec Group atau CNBG memang bisa terjadi.

Lembaga itu meyakini hasil keduanya nyata dan valid serta menjelaskan jika tiap negara punya standar dan prosedur masing-masing dalam mendiagnosis pasien. Termasuk dalam menentukan hasil akhir kasus Covid-19.

"Itu sebabnya ada perbedaan data komprehensif multi-negara yang kami tinju dan data rata-rata perlindungan yang telah dievaluasi sebelumnya di UEA dan Bahrain," kara Ketua Unit Sinopharm CNBC, Yang Xiaoming, dikutip Reuters, Sabtu (2/12/2020).

Dia melanjutkan jika CNBG tak ikut dalam analisis maupun review data uji coba klinis yang dirilis masing-masing negara tempat vaksin diujicobakan.

Sinopharm merupakan vaksin yang dikembangkan oleh unit Beijing Biological Products Institute CNBG. Vaksin tersebut dan kandidat lain juga sedang dalam uji klinis Fase III di luar China.

Uji coba CNBG melibatkan kandidat lebih dari 60 ribu partisipan. Relawan tersebut berada di rentan usia 18 hingga 60 tahun.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Covid-19 China Siap Digunakan Akhir 2020, Harganya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular