
Kisah Jack Ma Kehilangan Harta Rp 155 T Dalam 2 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Raksasa e-commerce Alibaba Group, Jack Ma terus-terusan mendapatkan kesialan. Setelah perusahaannya diselidiki atas dugaan monopoli, kali ini kekayaannya dikabarkan turun hampir US$11 miliar atau Rp154,9 triliun dalam dua bulan.
Padahal tahun ini kekayaannya dilaporkan mencapai US$61,7 miliar. Namun dengan penurunan itu, Jack Ma tidak bisa mendapatkan gelar orang terkaya di Asia lagi namun harus merosot ke posisi 25 di Bloomberg Billionaires Index dengan US$50,9 miliar, Bloomberg News melaporkan, Rabu (30/12/2020).
Selain kekayaan Jack Ma yang menurun, dampak dari penyelidikan pemerintah China juga terlihat di perusahaan pesaing Alibaba. Misalnya Tencent Holdings sahamnya menurun 15% sejak awal November dan raksasa pengiriman makanan Wang Xing Meituan penurunnya mencapai seperlima dari puncaknya bulan lalu.
Kesialan Jack Ma dimulai sejak induk usaha Alipay, Ant Group gagal melantai di bursa pada awal November 2020. Kejadian ini tak lama setelah dia mengkritik kebijakan pemerintah dan menilai mereka terlalu berhati-hati dan memprioritaskan manajemen resiko yang akhirnya membuat inovasi jadi berkurang.
Bursa Hongkong akhirnya mengumumkan menghentikan sementara IPO Ant Group. Sebelumnya Bursa Saham Shanghai melakukan penundaan dengan alasan pelaporan transparansi. Alibaba Group merupakan pemegang saham terbesar Ant Group.
Lalu baru-baru ini, Alibaba melayangkan tuntutan monopoli pada raksasa teknologi itu dan bersiap melakukan penyelidikan. Selain itu Ant Group juga terseret, perusahaan itu dipanggil untuk melakukan pertemuan dengan regulator setempat.
Pertemuan tersebut dikatakan untuk melakukan bimbingan pada Ant Group untuk menerapkan pengawasan keuangan, kompetisi yang adil serta melindungi hak serta kepentingan dari para konsumen.
Pihak Ant mengatakan sudah menerima undangan dan siap mematuhi semua permintaan dari pemerintah. Alibaba juga menyatakan hal yang sama dan mereka siap bekerja sama soal penyelidikan dan memastikan operasional perusahaan tetap berjalan normal.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fintech Jack Ma Belum Bisa Bernafas Lega, ini Buktinya