Meski Ada Vaksin, Bukan Berarti Virus Covid-19 Bakal Lenyap

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 December 2020 13:20
Calon penumpang Kereta Api mengantre untuk melakukan rapid test antigen di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2020). Akibatnya terjadi antrean panjang.PT KAI mewajibkan setiap pengguna jasa kereta api jarak jauh di Pulau Jawa untuk menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan rapid test antigen sebagai syarat untuk naik kereta api. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Antrean untuk melakukam Rapid Test Antigen Penumpang Kereta Api di Stasiun Senen. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin corona (Covid-19) sudah di depan mata. Meski demikian, bukan berarti bakal nihil kasus Covid-19. Hal ini dikarenakan vaksin Covid-19 tidak bisa menjadi satu-satunya andalan dalam mengakhiri Pandemi yang telah berjalan setahun terakhir.

Hal tersebut bahkan disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Disebutkan WHO bahwa hadirnya vaksin maka tak berarti nol kasus covid-19. Setiap orang tetap harus melakukan protokol kesehatan yakni pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun.

"Jangan mengira setelah ada vaksin berarti akan bebas, tidak pakai masker lagi. Salah. Tetap masih pandemi," kata Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) Profesor Iris Rengganis dikutip dari CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Iris menjelaskan vaksin akan diberikan kepada masyarakat secara bertahap karena jumlah vaksin masih terbatas. Alhasil, masih akan banyak orang yang belum di vaksin sehingga virus tetap dapat menyebar dan berisiko menginfeksi siapa saja.

Berdasarkan teori, suatu wilayah dapat dikatakan bebas dari penyakit jika sudah terjadi kekebalan kelompok atau herd immunity. Kondisi ini bisa dicapai dengan pemberian cakupan vaksin mencapai 90%. Menurut Iris, cakupan vaksin ini di Indonesia baru bisa dicapai setelah beberapa waktu.

"Sesuai rekomendasi harus 70 persen, berarti di Indonesia dengan 280 juta penduduk perlu sekitar 160-170 yang divaksin. Atau setidaknya 50 persen saja itu 140 juta orang. Butuh waktu yang lama," kata Iris.

Sayangnya Iris belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar seluruh masyarakat dapat menerima vaksin. Oleh karena itu, Iris menyarankan agar setiap orang tetap taat pada protokol kesehatan hingga pandemi dinyatakan benar-benar berakhir.

"Tetap harus 3M, cuci tangan dengan air mengalir, menjaga jarak minimal 1,5 meter, dan menjaga jarak," tegasnya. 


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Varian Covid Baru Diciptakan di Lab, Tingkat Kematian 80%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular