
Moorisa Tjokro, Insinyur RI di Balik Fitur Autopilot Tesla

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada nama warga Indonesia dalam fitur Full Self Driving pada mobil autopilot Tesla, yakni Moorissa Tjokro yang bertugas sebagai Autopilot Software Engineer di perusahaan tersebut.
Perempuan 26 tahun itu menjelaskan pekerjaannya mencakup computer vision artinya bagaimana mobil melihat lingkungan di sekitarnya. Selain itu juga mengerjakan cara kendaraan bergerak.
"Sebagai Autopilot Software Engineer, bagian-bagian yang kita lakukan, mencakup computer vision, seperti gimana sih mobil itu (melihat) dan mendeteksi lingkungan di sekitar kita. Apa ada mobil di depan kita? Tempat sampah di kanan kita? Dan juga, gimana kita bisa bergerak atau yang namanya control and behaviour planning, untuk ke kanan, ke kiri, maneuver in a certain way," ungkapnya kepada VOA, dikutip Rabu (23/12/2020).
Dia menuturkan jika fitur ini merupakan tingkat tertinggi dari sistem autopilot, jadi pengemudi tak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas. Harapannya mobil bisa bekerja secara sendiri.
"Apalagi kalau di tikungan-tikungan. Bukan cuman di jalan tol, tapi juga di jalan-jalan yang biasa," tambah Marissa.
Selain itu sehari-harinya, Marissa melakukan evaluasi software autopilot. Selain itu juga menguji kinerja mobil dan mencari cara agar meningkatkan kinerjanya.
![]() |
Marissa menyatakan keinginan pihaknya adalah membuat sistem yang sangat aman. Dia juga menuturkan sebelum akhirnya melakukan peluncuran, Tesla juga melakukan pengujian ketat serta menghitung seluruh resiko agar menjaga keamanannya.
"Kita pengen banget, gimana caranya bisa membuat sistem itu seaman mungkin. Jadi sebelum diluncurkan autopilot software-nya, kita selalu ada very rigorous testing, yang giat dan menghitung semua risiko-risiko agar komputernya bisa benar-benar aman untuk semuanya," jelas Marissa.
Di Tesla sendiri, jabatan Autopilot Software Engineer hanya ada enam perempuan termasuk Marissa. Dia juga mengakui bahwa masih jarang perempuan yang memiliki profesinya itu.
Marissa sudah bekerja selama dua tahun di Tesla. Sebelum menjadi Engineer dia bertugas sebagai Data Scientist, yang mengerjakan software pada mobil.
(roy/roy) Next Article Tesla Model S Plaid Dibanderol USD 25 Ribu
