Terungkap! Akun Twitter Trump Diretas Lewat Tebak Password

Roy Franedya, CNBC Indonesia
17 December 2020 12:43
Infografis: Ini Bukti
Foto: Infografis/ Ini Bukti

Jakarta, CNBC Indonesia - Jaksa penuntut Belanda mengkonfirmasi bahwa akun twitter pribadi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bernama @realDonaldTrump sempat diretas pada Oktober 2020.

Pernyataan Jaksa Penuntut Belanda ini mematahkan pernyataan Twitter dan Gedung Putih yang menyatakan tidak adanya aksi peretasan akun pribadi Donald Trump pada Oktober lalu. Hacker berhasil menguasai akun twitter Trump yang berhasil menebak password yang digunakan. Yakni, "maga20201".

Aksi pembobolan akun twitter Trump sendiri dilakukan oleh seorang peneliti keamanan siber Belanda bernama Victor Gevers. Ia mengatakan bisa dengan mudah melakukan pembobolan karena akun twitter Trump tidak dilindungi two-factor authentication.

Pejabat Belanda itu mengungkapkan mereka tidak akan menuntut Victor Gevers karena dia dianggap sebagai "ethical hacker" yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan tentang kerentanan sebuah akun media sosial.

"Kami yakin peretas benar-benar telah menembus akun Twitter Trump, tetapi aksi itu memenuhi aturan ethical hacker yang tidak melanggar hukum," ujar kantor Kejaksaan Belanda, seperti dikutip dari Independent, Kamis (17/12/2020).

Keputusan ini merupakan gugatan yang diajukan unit khusus keamanan siber Belanda yang diberi nama Team High-tech Crime. "Baik hacker maupun otoritas AS telah diberitahu hasil dari investigasi itu," ujar Jaksa Penuntut Belanda.

Victor Gevers membobol akun twitter @realDonaldTrump pada Oktober lalu. Setelah berhasil masuk dengan menebak password ia mengirim email ke US-CERT, sebuah divisi siber Keamanan Dalam Negeri dan Badan Keamanan Infrastruktur (CISA). Tak lama berselang, password twitter @realDonaldTrump langsung diubah.

Namun pernyataan ini dibantah oleh Juru Bicara Gedung Putih Judd Deeree. "Ini tidak benar sama sekali, tetapi kami tidak bisa mengomentari proses keamanan di seputar akun media sosial Presiden," ujarnya kepada Fortune.

Twitter juga mengeluarkan pernyataan yang sama dengan Judd Deeree, dengan menyebut klaim tersebut tidak memiliki bukti yang kuat.

"Kami tidak melihat bukti yang menguatkan klaim ini, termasuk artikel yang diterbitkan di Belanda hari ini," ujar Juru Bicara Twitter.

"Kami secara proaktif menerapkan langkah-langkah keamanan akun untuk kelompok tertentu di Twitter terkait pemilihan umum di Amerika Serikat, termasuk pemerintah federal.


(roy/miq) Next Article Sayonara Mr Trump! Twitter Blokir Permanen @realDonaldTrump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular