
Maaf, Separuh Bumi Mungkin tak Akan Dapat Vaksin hingga 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya seperlima dari populasi dunia mungkin tidak akan memiliki akses ke vaksin corona (Covid-19) hingga 2022. Pasalnya, menurut penelitian terbaru, banyak negara kaya telah menyimpan lebih dari setengah dosis vaksin potensial.
Negara kaya ini memang hanya sekitar 14% populasi dunia. Namun, kekuatan pendanaan yang dimiliki telah membuat mereka memesan lebih dulu vaksin, yang diproduksi setidaknya oleh 13 pengembang terkemuka di dunia.
Melansir AFP, Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg mengatakan ini membuat potensi mendapatkan vaksin negara-negara miskin makin tertinggal. "Setidaknya seperlima dari populasi dunia tidak akan memiliki akses ke vaksin sampai tahun 2022," tulis lembaga itu, dikutip Rabu (16/12/2020).
Secara rinci, hingga pertengahan November, total reservasi vaksin mencapai 7,48 miliar dosis. Ini setara 3,76 miliar program imunisasi mengingat sebagian besar vaksin memerlukan dua kali suntikan.
Sementara produksi total vaksin di 2021, diproyeksi hanya sebesar 5,92 miliar. Meski 40% vaksin bisa saja tersedia untuk negara miskin, hal itu tetap tergantung dengan keputusan bagaimana negara kaya membagi apa yang mereka miliki.
Sebelumnya, banyak negara bergabung dalam COVAX, yang mengkoordinasikan pembelian vaksin, diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin GAVI.
Tujuannya agar vaksin bias diakses di seluruh dunia. Inisiatif ini berharap dua milar dosis tersedia akhir 2021. Namun sayang, AS maupun Rusia, tidak bergabung di program ini.
"Tantangan operasional program vaksinasi Covid-19 global akan sama sulitnya dengan tantangan ilmiah terkait vaksin, bagaimana pengembangan vaksin yang cepat namun aman dan efektif," kata Jason Schwartz, peneliti dari Yale School of Public Health.
(sef/sef) Next Article Good Bye Corona, RI Punya Vaksin Covid Sendiri