Start Up

Cerita Start Up Perikanan Aruna yang Lahir dari Anak Nelayan

Herdaru P, CNBC Indonesia
12 December 2020 08:16
Aruna

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada tahun 2019, Indonesia menempati posisi 62 pada Global Food Security Index, kalah dari Malaysia yang berada di posisi 28. Isu ketahanan pangan ini menjadi menarik, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.

Saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi daging daripada ikan. Di masyarakat agraris, daging sapi, ayam, telur dan susu lebih disukai daripada ikan. Padahal, ikan bisa menjadi alternatif sumber protein yang tak kalah baiknya. Ikan juga sarat akan asam lemak esensial bernama omega-3 yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia.

Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia bukannya tanpa alasan. Infrastruktur yang kurang memadai menjadi salah satu penyebab utamanya, sehingga sangat sulit untuk mewujudkan jalur distribusi yang ideal agar tidak mengorbankan kualitas ikan. Saat ini, ikan segar berkualitas umumnya memiliki harga yang lebih tinggi karena memerlukan perawatan khusus dalam pengirimannya agar ikan tetap dalam kondisi segar sampai tempat tujuan.

Aruna Indonesia, sebuah startup teknologi perikanan yang bermarkas di Jakarta dengan jeli menangkap peluang ini. Startup ini telah membangun sebuah ekosistem perikanan dari hulu ke hilir.

Ide lahirnya startup ini berawal dari kepedulian untuk menyelesaikan masalah nelayan di Indonesia. Perusahaan rintisan ini didirikan dengan tujuan untuk mengoptimalisasi sumberdaya maritim secara keberlanjutan.

"Target utama dari Aruna sendiri tidak hanya untuk memajukan ekonomi warga pesisir, namun juga untuk menyajikan bahan hidangan laut yang berkualitas dan jelas asal usulnya," demikian dilansir dari situs resmi Kemenristek/BRINS.

Tahun 2020 ini, telah ada lebih dari 15,000 nelayan yang tergabung dengan Aruna dalam 30 komunitas nelayan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan telah mengekspor beberapa komoditi laut ke 7 negara.

ArunaFoto: Aruna



Tak hanya nelayan, Aruna juga membuka lapangan kerja tambahan di desa-desa pesisir. Para putra daerah yang kompeten di bidang teknologi direkrut Aruna menjadi local heroes, yaitu tim khusus yang membantu digitalisasi data perikanan para nelayan dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, Aruna juga memperkerjakan para istri nelayan untuk bekerja sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka.

"Sekalipun Aruna adalah perusahaan teknologi, fokus utama Kami adalah memenuhi kebutuhan manusianya dulu. Bagi kami, teknologi itu bukan untuk menggantikan peran manusia, tapi untuk membantu agar SDM yang ada bisa berpikir dengan lebih strategis. Untuk itulah Kami menciptakan teknologi yang membantu para putra daerah agar dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif dan efisien di daerah masing-masing " ujar General Director dan Co-Founder dari Aruna, Utari Octavianty kepada CNBC Indonesia, Sabtu (11/12/2020).

Gayung bersambut, ekspor komoditas perikanan Indonesia pun tercatat bertumbuh selama pandemi. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor perikanan selama Januari-September 2020 mencapai US$3,67 miliar atau setara dengan Rp52,14 triliun (kurs Rp14.200). Utari juga menyampaikan bahwa penjualan Aruna justru meningkat sekitar 20% di masa pandemi. Secara global, penjualan ikan di pasar retail juga mengalami lonjakan seperti yang dikutip dari survey oleh Global Aquaculture Alliance.

Di situs pencarian Google, konten tentang ikan segar mengalami kenaikan selama tahun 2020 dengan top keywords "jual ikan segar terdekat". Di tahun ini pula Aruna memberanikan diri untuk memperkenalkan penjualan seafood kepada pasar retail. Jika dicari di mesin pencarian, Aruna mulai memperkenalkan produk Seafood By Aruna di situs marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Nalayan dan Sayurbox.


Halaman Selanjutnya >> Aruna Lahir dari Seorang Anak Nelayan


Aruna adalah startup di bidang perikanan yang merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi. Aruna didirikan pertama kali pada tahun 2016 oleh Farid Naufal Aslam, Utari Octavianty dan Indraka Fadhlillah. Utari sendiri, lahir dari keluarga nelayan yang juga warga Balikpapan, Kampung Baru.

Utari adalah Lulusan Telkom University. Kala itu ia mengajak Farid Naufal Aslam dan Indraka Fadhillah mengembangkan aplikasi untuk para nelayan.

Founders Aruna Dok Ist
Founders Aruna



Idenya sederhana, masyarakat memperoleh ikan segar langsung dari nelayan dan memotong para ijon dan tengkulak.

Sebagai startup, Aruna tidak hanya menciptakan inovasi dalam bentuk teknologi, tapi juga ekosistem. Dengan menciptakan ekosistem, Aruna bisa meningkatkan permintaan pasar akan seafood, yang berujung pada kenaikan harga jual bagi nelayan sehingga meningkatkan pendapatan mereka.

Aruna memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet, aplikasi seluler, dan pendekatan data yang lebih baik untuk membantu perdagangan perikananan lebih efisien. Cara ini memperpendek supply chain karena transaksi terjadi secara langsung antara produsen (nelayan dan pembudidaya ikan) dengan pelanggan melalui platform Aruna.

ArunaFoto: Aruna



Terdapat 2 aplikasi utama, antara lain Aplikasi Pemasok untuk kelompok nelayan dalam menginput data saat melakukan transaksi dan Aplikasi Pembeli yang digunakan oleh perusahaan atau pelanggan B2B untuk mencari dan membeli ikan dari kelompok nelayan.

Pada tahun 2020 Aruna telah memberdayakan lebih dari 15,000+ nelayan di 20+ provinsi. Setiap kampung nelayan yang telah terafiliasi Aruna, dapat meraup omzet sekitar Rp 300 juta hingga Rp 700 juta per bulannya. Bersama Aruna, taraf hidup nelayan meningkat drastis, dari yang memiliki pendapatan sekitar satu juta Rupiah per bulan, kini minimal mereka bisa meraih tiga juta Rupiah per bulan dengan 70% produk berorientasi ekspor.

Aruna mengadakan kerja sama dengan bank hingga para nelayan yang bekerja pada sektor informal ini bisa mendapat akses pemodalan dan juga asuransi yang menunjang produktivitas mereka dalam melaut.

Selain itu, ada banyak program-program menarik yang dijalankan oleh Aruna untuk para nelayan, seperti insentif peralatan rumah tangga jika bisa mencapai target tertentu, pembagian sembako, hingga capacity building.

Tak hanya nelayan, Aruna juga memberdayakan warga pesisir dengan membuka lapangan kerja baru sebagai local heroes. Local Heroes adalah tim khusus dari Aruna yang membantu digitalisasi data perikanan para nelayan dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, Aruna juga memperkerjakan para istri nelayan untuk bekerja sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka. Mereka membantu mengupas, membersihkan dan menimbang hasil tangkapan sehingga dapat memiliki pendapatan tambahan hingga enam juta Rupiah per bulannya.

Sepak terjang dari Aruna telah melahirkan beberapa award, salah satunya adalah Alipay-NUS Enterprise Social Innovation Challenge 2019. Aruna juga dinobatkan sebagai The Most Social Impact Startup 2019 oleh Kemenristekdikti RI.

Kini, Aruna telah aktif melakukan ekspor hasil ke beberapa negara, dari mulai wilayah Amerika Utara, Cina, Asia Timur, Timur Tengah dan masih banyak hal lain. Farid, Indraka, dan Utari juga dinobatkan sebagai bagian dari Forbes 30 Under 30 pada tahun 2020.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular