Kabar Kurang Gembira dari Vaksin Covid-19 Moderna

Roy Franedya, CNBC Indonesia
04 December 2020 16:05
FILE - In this May 25, 2020, file photo, a lab technician extracts a portion of a COVID-19 vaccine candidate during testing at the Chula Vaccine Research Center, run by Chulalongkorn University in Bangkok, Thailand. As the race for a vaccine against the new coronavirus intensifies, many rich countries are rushing to the front of the line by placing advance orders for the inevitably limited supply to guarantee their citizens are immunized first.  (AP Photo/Sakchai Lalit, File)
Foto: Ilustrasi Kandidat Vaksin Covid-19 (AP/Sakchai Lalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi AS, Moderna menargetkan akan menyediakan 100 juta hingga 125 juta dosis vaksin Covid-19 buatannya bernama mRNA-1273 pada kuartal I-2020.

Kabar kurang gembiranya, pada tahap awal ini sebesar 85 juta hingga 100 juta dosis vaksin akan tersedia bagi warga Amerika Serikat (AS). Sisanya, 15 juta hingga 25 juta dosis tersedia bagi negara di luar AS.

Moderna menargetkan bisa memproduksi 500 juta vaksin hingga 1 miliar dosis. Vaksin Moderna membutuhkan dua dosis vaksin per orang untuk melawan infeksi Covid-19, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/12/2020).

Saat ini Moderna masih menunggu izin penggunaan darurat dari Drug and Food Administration (FDA) Amerika Serikat. Berdasarkan data uji klinis tahap akhir, vaksin Moderna memiliki efektivitas hingga 94,1% melawan infeksi Covid-19 dan manjur 100% mencegah penyakit parah karena Covid-19.

Menurut dokumen Operation Warp Speed yang bocor, pengiriman perdana vaksin Moderna dikirimkan pada 22 Desember 2020, seperti dikutip dari CNN International. Dalam dokumen itu terungkap tahun ini Moderna akan produksi 18 juta dosis bagi warga AS.

Informasi saja, Operation Warp Speed adalah program yang diluncurkan pemerintah AS untuk mempercepat penelitian dan penemuan vaksin Covid-19. Mereka menyuntikkan sejumlah dana ke perusahaan farmasi untuk membuat vaksin dan mendahulukan AS.

Pada Agustus lalu, Moderna mengatakan akan mengenakan biaya US$32 hingga US$37 (Rp518 ribu) per dosis ke beberapa pelanggan. Vaksin ini harus disimpan di lemari pendingin bersuhu 2-7 derajat Celcius agar bertahan selama 3 bulan dan bila disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius bisa bertahan selama 6 bulan.

Awas Monopoli Vaksin Covid-19 oleh Negara Maju

Sebelumnya, Presiden Federasi Palang Merah International dan Bulan Sabit Merah, Francesco Rocca mengkritik aksi sejumlah negara maju yang memonopoli vaksin Covid-19 melalui perjanjian eksklusif.

Francesco Rocca mengatakan beberapa pekan terakhir ia telah mengamati dengan keprihatinan soal pengadaan vaksin Covid-19. Ia melihat beberapa negara telah melupakan komitmen yang dibuat selama musim panas untuk memastikan distribusi vaksin yang adil antar negara.

"Jika beberapa negara kaya bersikeras pada pendekatan 'nasionalisme vaksin', maka banyak negara lain, bahkan mungkin sebagian besar negara lain, tidak akan mendapatkan akses [vaksin], baik karena kesepakatan eksklusif antar negara maju dengan perusahaan farmasi dan hambatan yang tak terhindarkan dalam memproduksi dosis yang cukup," ujarnya seperti dikutip dari AP News, Selasa (1/12/2020).

Francesco Rocca pun menyebut mempolitisir vaksin adalah kesalahan besar dan sangat mendukung inisiatif international untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 bernama COVAX. Ia menyebut pendekatan ini sudah benar untuk semua negara-negara maju dan seluruh dunia.

Nasionalisme vaksin pertama kali dipakai oleh Direktur World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom pada Agustus lalu untuk menyindir negara-negara maju yang memesan vaksin Covid-19 lebih dulu sebelum vaksin ditemukan.

Bentuknya berupa perjanjian eksklusif bilateral untuk mendanai penelitian dan pengembangan vaksin dan menyediakan vaksin lebih dulu kepada negara yang memberikan bantuan atau memesannya, seperti dikutip dari Reuters.

Aksi ini membuat negara-negara berkembang dan negara miskin yang tidak punya cukup dana untuk membeli vaksin kesulitan untuk mendapatkan akses. Efek negatifnya diperkirakan pandemi akan berlangsung lama karena virus ini hanya akan selesai di negara maju sementara negara berkembang dan miskin bergelut untuk menyelesaikannya.


(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Moderna: Booster Vaksin akan Kurangi Kasus Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular