Sukses Luncurkan Roket, China Siap Menambang di Bulan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 November 2020 12:38
A full moon rises between clouds as a landing commercial jet approaches the airport before the start of a total lunar eclipse that is being called a 'Super Blood Wolf Moon' in San Diego, California, U.S., January 20, 2019.    REUTERS/Mike Blake
Foto: Gerhana Bulan di San Diego, California, US (Reuters/Mike Blake)

Jakarta, CNBC Indonesia - China sukses meluncurkan roket Chang'e-5 dalam misi ke Bulan untuk mengambil dan membawa kembali ke Bumi batu-batuan di Bulan. Misi ini menjadi ambisi terbaru Tiongkok di luar angkasa.

Roket ini diluncurkan hari ini (24/11/2020) pukul 4.30 pagi waktu China dari Wenchang Space Launch Center di pulau Hainan, China selatan. Misi ini untuk membatu ilmuwan dalam memahami asal-usul pembentukan Bulan.

CCTV, yang menyiarkan liputan langsung peluncuran tersebut, menunjukkan gambar staf CNSA berseragam biru bertepuk tangan dan bersorak saat mereka menyaksikan pesawat luar angkasa itu mendaki melalui atmosfer, menerangi langit China.

Jika misi ini selesai sesuai rencana, akan menjadikan China sebagai negara ketiga yang mengambil sampel Bulan, bergabung dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Direktur dari Pusat Eksplorasi Bulan dan Rekayasa Luar Angkasa China, Pei Zhaoyu mengatakan pendaratan akan berlangsung sekitar delapan hari. Wahana itu akan berada di bulan selama sekitar dua hari, sementara seluruh misi dijadwalkan memakan waktu sekitar 23 hari.

Rencananya, pendarat akan mengebor permukaan bulan, dengan lengan robotik yang menyendok tanah dan bebatuan. Material ini akan dipindahkan ke kendaraan ascender. Sampel kemudian akan ditransfer ke kapsul untuk dibawa dalam perjalanan kembali ke Bumi, dengan pendaratan di wilayah Mongolia.

"Tantangan terbesar ... dalam pekerjaan pengambilan sampel di permukaan Bulan, lepas landas dari permukaan Bulan, tetapi pertemuan dan berlabuh di orbit bulan, serta masuk kembali ke Bumi dengan kecepatan tinggi," ujar Pei Zhaoyu, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/11/2020).

Matt Siegler, seorang peneliti di Planetary Science Institute yang berbasis di Arizona mengatakan daerah vulkanik Mons Rumker di bulan tempat pesawat ruang angkasa itu akan mendarat berusia 1-2 miliar tahun.

"Itu sangat muda untuk bulan - sebagian besar sampel kami berusia 3,5 miliar tahun atau lebih," kata Siegler. "Kami ingin mencari tahu apa yang spesial tentang daerah ini dan mengapa mereka tetap hangat lebih lama dari sisi Bulan lainnya."

AS sendiri sudah mendaratkan 12 astronot di Bulan dalam program Apollo pada tahun 1969 hingga 1972 dan membawa kembali batuan dan tanah sebesar 382 kg. AS akan menerbangkan kembali misi ke Bulan pada 2024.

Uni Soviet berhasil mengerahkan tiga misi pengambilan sampel bulan pada tahun 1970-an. Yang terakhir, Luna 24, mengambil sekitar 170 gram sampel pada tahun 1976 dari wilayah yang disebut Mare Crisium.


(roy/miq) Next Article NASA Mau Menambang Bulan, Lagi Cari Kontraktor Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular