
Jokowi Beber Risiko Kejahatan Siber Hingga Bocor Data Fintech

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan bagaimana perkembangan teknologi di sektor keuangan memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi masyarakat luas,
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Indonesia Fintech Summit 2020 yang disiarkan secara virtual melalui Youtube Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (11/10/2020).
"Harus diingat, perkembangan teknologi di sektor keuangan juga menimbulkan beberapa potensi risiko," katanya.
Jokowi lantas mencontohkan berbagai risiko yang dapat ditimbulkan dari perkembangan teknologi di sektor keuangan. Mulai dari kejahatan cyber, misinformasi, transaksi eror, hingga penyalahgunaan data pribadi.
"Apalagi, regulasi non keuangan perbankan tidak seketat regulasi perbankan," ujar Jokowi.
Jokowi meminta industri finansial teknologi untuk memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel. "Serta mitigasi berbagai risiko yang muncul," jelasnya.
Jokowi mengakui masih banyak pekerjaan rumah alias PR yang harus dihadapi Indonesia dalam hal pengembangan teknologi finansial. Indeks inklusi keuangan masih tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN.
"Indeks inklusi keuangan masih tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN. Di 2019 indeks inklusi keuangan kita 76%, lebih rendah dari beberapa negara lain di ASEAN, seperti Singapura 98%, Malaysia 85%, Thailand 82%," kata Jokowi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Cerita Inklusi Keuangan RI Masih Payah Vs Thailand Cs