Facebook Siapkan Alat Khusus Bila AS Rusuh, Batasi Medsos?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg mengaku khawatir karena ada potensi kerusuhan karena hasil pemilihan Presiden (Pilpres) AS 3 November dan telah menyiapkan sejumlah alat khusus untuk mengantisipasi kejadian itu.
"Saya khawatir dengan bangsa kita yang begitu terpecah belah dan hasil pemilu yang berpotensi memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk diselesaikan, ada risiko kerusuhan sipil di seluruh negeri," ujar Mark Zuckerberg, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (3/11/2020).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Facebook akan menggunakan alat internal yang sebelumnya telah dipakai di negara-negara seperti Sri Lanka dan Myanmar guna menangani kerusuhan etnis massal atau pertumpahan darah politik.
Salah satunya dengan memperlambat penyebaran postingan saat mulai menjadi viral, mengubah algoritma news feed untuk mengubah konten yang dilihat pengguna, dan mengubah aturan jenis konten apa yang berbahaya dan harus dihapus.
Alat tersebut hanya akan digunakan jika terjadi kerusuhan terkait pemilu atau keadaan serius lainnya. Tetapi beberapa karyawan di perusahaan mengatakan mereka khawatir upaya memperlambat konten viral dapat secara tidak sengaja menyembunyikan diskusi politik yang sah.
Dalam postingan blog Facebook di September, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan pemilihan presiden AS "tidak akan berjalan seperti biasa." Platform medsos ini pun bersiap untuk ketidakpastian pra-dan pasca-pemilihan di AS, seperti dikutip dari The Verge.
Bulan lalu, Facebook mengatakan mereka tidak akan menerima iklan politik baru seminggu sebelum pemilihan AS. Facebook juga akan melabeli setiap posting yang menyatakan kemenangan mendahului pengumuman hasil resmi, dan akan menghapus posting misinformasi soal pemungutan suara.
Zuckerberg Akhirnya Menyerah, Facebook Larang Iklan Politik
(roy/miq)