Dunia Punya Obat Manjur Lawan Corona Selain Vaksin, Apa Itu?

Tech - Roy Franedya, CNBC Indonesia
14 October 2020 12:55
Kondisi di Stasiun Manggarai Jakarta Selatan pada Kamis (28/5/2020) terpantau masih ramai. Banyak warga yang berlalu lalang meski masih memasuki pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan akan berakhir 4 Juni 2020 di DKI Jakarta.
 
Di stasiun, para pengguna KRL khususnya dari sejumlah daerah penyangga Jakarta masih banyak berdatangan ke Ibu Kota saat jam kerja.
 
Dari pantauan CNBC Indonesia dilapangan, Kamis (28/5/2020), penumpang di Stasiun Manggarai terdiri dari berbagai macam kalangan. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak masih terlihat bepergian menggunakan KRL.
 
Sementara itu, tampak petugas keamanan stasiun akan menegur penumpang jika tak menggunakan masker dan tidak menerapkan physical distancing atau menjaga jarak.
 
Kendati begitu, situasi di Stasiun Manggarai tidak sepadat di saat-saat jam kerja. Penumpang di dalam kereta pun terlihat relatif sepi.
 
Untuk diketahui sebelumnya, PSBB untuk memutus penyebaran virus Corona atau Covid-19 belum dapat diterapkan 100%.
 

Begitu juga dengan tulisan larangan duduk atau saling menjaga jarak saat berada di dalam gerbong. Sesuai aturan moda transportasi saat masa PSBB, KRL harus membatasi jadwal kereta begitu juga kapasitas penumpangnya, yakni maksimal 50% dari jumlah normal. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Penumpang KRL di Stasiun Manggarai (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh penduduk dunia sedang menunggu vaksin Covid-19 yang efektif tersedia. Namun menurut beberapa para ahli, dunia sudah punya obat terjangkau dan sama pentingnya dengan vaksin untuk melawan corona: masker.

Menurut Dr. Christina Brennan, Vice President clinical research Northwell Health Feinstein Institute for Medical Research, jika ia dihadapkan pilih untuk memilih vaksin atau vaksin, ia akan menyebut marker lebih penting.

"Data menunjukkan jarak jarak, menggunakan masker itu efektif [lawan corona]. Ini menghemat biaya dan efektif. Masker bisa sangat bermanfaat," ujar Christina Brennan yang juga berpartisipasi mengawasi uji klnis beberapa obat corona seperti Remdesivir, seperti dilaporkan CNBC International, Rabu (14/10/2020).

Ahli Virologi terkenal Dr. David Ho juga menekankan pentingnya masker. Ia menyebut "masker memegang peranan penting saat ini". David Ho mengembangkan terapi antibodi monoklonal untuk Covid-19 di Universitas Columbia.

"Namun kami membutuhkan 'senjata' sebanyak mungkin di dalam kotak alat kami untuk menangani pandemi ini. Vaksin dan obat terapi juga akan membuat perubahan besar," terang David Ho.

Dr. Kevin Tracey, yang mengepalai Institut Penelitian Medis Feinstein di Northwell Health, mengatakan masker adalah kunci dalam mengatasi Covid-19 sekarang.

"Nyatanya kami tahu masker itu bekerja," ungkap Tracey, yang melakukan uji klinis dan penelitian seputar perawatan Covid-19. Ia pun menambahkan, "kami juga tahu kami perlu membuat obat terapi dan vaksin."

Untuk menguatkan pendapatnya ini Kevin Tracey mengutip penelitian terbaru dari Northwell Health yang menyebutkan masker berkaitan dengan penularan Covid-19 yang lebih rendah. Ia mencontohnya para tenaga medis yang memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah dari masyarakat umum karena menggunakan APD.

Kevin Tracey menyebut masker cukup bagus untuk mencegah infeksi Covid-19. "Tapi tidak ada [masker atau vaksin] yang sempurna." Ia pun memperkirakan vaksin yang efektif dan aman akan ditemukan dalam satu atau dua tahun lagi.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya

Jangan Kaget, Ini Senjata Ampuh Lawan Corona Selain Vaksin


(roy/wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading