
Startup China Bangkrut, 25 Juta Sepeda Jadi Rongsokan

Jakarta, CNBC Indonesia - Booming penyewaan sepeda melalui startup bike sharing pernah terjadi di China. Sayangnya bisnis ini tidak bertahan lama, satu per satu startup ini bangkrut dan meninggalkan 25 juta sepeda sebagai rongsokan.
Munculnya fenomena sepeda terbengkalai, dibuang, dan terabaikan banyak ditemukan di kota-kota besar China. Ketika bike sharing booming ada hingga 70 startup yang menawarkan model bisnis yang hampir sama.
Cara kerja mereka dengan menaruh sepeda di beberapa tempat umum kemudian pengguna tinggal memindai barcode melalui ponsel untuk meminjamnya. Ketika bisnisnya sudah surut, sepeda ini masih berada di tempat umum.
Startup yang pertama menawarkan konsep bike sharing adalah Ofo. Valuasi perusahaan ini sempat menyentuh US$1 miliar atau berstatus startup unicorn. Miliar dolar digelontorkan oleh investor pada bisnis ini.
Satu per satu pemainnya bangkrut. Penyebabnya, perang harga yang buat startup bakar uang gila-gilaan hingga akhir perusahaan kehabisan uang. Sementara investor tak mau lagi menyuntikkan dana ke startup.
Kini Ofo pemain terkuat mengalami kesulitan keuangan. Hellobike yang disokong Alibaba serta Meituan Bike masih beroperasi walau tak semasif dulu.
Sebagai solusinya, pemerintah berencana mendaur ulang 25 juta sepeda yang tak terpakai itu. Biayanya sebagian dari uang pajak warga. Sepeda itu rencananya semuanya akan didaur ulang.
"Sepeda yang disewakan tidak bisa digunakan kembali atau dijual seken. Daur ulang pada dasarnya jalan keluarnya," kata Zhu Qi, manajer di China Recycling Resources, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (6/10/2020).
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terus Bermunculan Startup Online Food & Grocery
