
Mr. Trump Jangan Pede Dulu, Tak Ada Jaminan Anda Kebal Covid!

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama keluar dari Rumah Sakit Militer Walter Reed dan kembali ke Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump kembali bikin onar. Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan cuitannya.
Dalam suatu postingan di Facebook maupun Twitter, Trump mengatakan bahwa masih banyak virus influenza yang lebih mematikan dibanding Covid-19. Mengingat postingan tersebut tak berdasarkan fakta yang ada Facebook langsung mengapusnya, sementara Twitter melabelinya dengan informasi yang salah.
Sebelumnya Trump juga membuat geger saat menyapa awak media di Gedung Putih dengan melepaskan maskernya. Bahkan ia sempat berucap bahwa dirinya mungkin akan kebal Covid-19.
Pria kelahiran New York 74 tahun silam itu memang mendapatkan perawatan yang sangat intensif saat di rumah sakit. Ia diberi berbagai obat mulai dari obat Ebola Remdesivir, obat anti-radang dexamethason hingga antibodi koktail eksperimental buatan Regeneron.
Namun, bukan berarti Trump akan terbebas atau merdeka dari Covid-19. Toh banyak juga buktinya bahwa seseorang yang pernah terjangkit Covid-19 dan sembuh akhirnya terinfeksi lagi.
Kasus pertama infeksi kedua (reinfection) pertama kali dilaporkan pada 25 Agustus lalu saat seorang pria asal Hong Kong yang berusia 33 tahun dinyatakan positif Covid-19 setelah sembuh di bulan April.
Pada kasus infeksi keduanya, pria Hong Kong tersebut tak menunjukkan adanya gejala. Namun berdasarkan uji serologisnya, antibodi jenis baru dihasilkan.
Setelah data genetik virus corona yang menginfeksi lelaki tersebut untuk yang kedua kali dipetakan, Kwok-Yung Yuen dan para koleganya di Universitas Hong Kong menemukan bahwa virus yang kedua ini berbeda materi genetiknya dengan yang pertama.
Kemudian kasus infeksi kedua setelah itu juga bermunculan di berbagai negara. Pada 28 Agustus, STAT News melaporkan satu orang di Belgia, kemudian ada juga di Belanda dan satu lagi di Nevada.
Kemudian pada akhir bulan lalu tepatnya pada 28 September 2020, dua orang pekerja medis yang satu pria berusia 25 tahun dan satunya lagi wanita berusia 28 tahun di India kembali dilaporkan positif mengidap Covid-19 untuk kedua kalinya setelah kembali bekerja lagi selama tiga setengah bulan.
Banyak kasus bahwa infeksi Covid-19 yang kedua menunjukkan tidak adanya gejala yang parah dan membahayakan. Ada kemungkinan karena sistem kekebalan tubuhnya sudah terbangun.
Namun pada kasus seorang yang berasal dari Nevada, infeksi keduanya justru lebih parah. Bahkan pasien sampai mengalami pneumonia.
Sampai di sini artinya infeksi kembali Covid-19 pasca pulih masih sangat mungkin terjadi, meski kasus yang lebih parah pada infeksi kedua merupakan kasus langka, tetapi bukan berarti orang yang telah sembuh Covid-19 benar-benar merdeka dari patogen ganas tersebut.
Tingkat antibodi yang terus memudar seiring dengan berjalannya waktu dan respons kekebalan tubuh yang kurang berkembang bisa memicu terjadinya infeksi ulang. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lia van der Hoek dari Universitas Amsterdam bersama koleganya melaporkan bahwa infeksi ulang bisa terjadi dalam hitungan 6-12 bulan.
Hal ini teramati jelas oleh tim tersebut setelah memonitor keberadaan antibodi virus corona pada 10 orang pasien yang dicek setiap bulan sejak medio 1980. Ini jelas menjadi ancaman baru juga bagi umat manusia, apalagi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apakah orang yang terinfeksi lagi bisa menularkan ke orang lain.
Jadi, jangan terlalu 'pede' dulu ya Mr Trump...
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Diberi Koktail Antibodi Lawan Corona, Barang Apa Itu?