Sesuai Standar WHO, RI Akan Gunakan Rapid Test Antigen

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
29 September 2020 19:55
Petugas membawa tabung oksigen diruang isolasi pasien Covid-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Jamat (11/9/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengalihfungsikan Stadion Patriot Chandrabhaga di Bekasi sebagai tempat perawatan sekaligud isolasu pasien yang terpapar Covid-19. Pantauan CNBC Indonesia banyak warga yang antri untuk menjalani rapid tes dan swab dilokasi. . (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Stadion Patriot Chandrabhaga di Bekasi dialihfungsikan sebagai tempat perawatan sekaligus isolasi pasien yang terpapar Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia akan menggunakan alat tes cepat berbasis antigen untuk menggantikan rapid test antibodi. Penggunaan tes cepat antigen ini sesuai dengan rekomendasi WHO dan lebih efektif sehingga tidak membebani Real Time (RT) PCR.

"Kami mendapat kabar dari WHO ada berbagai list dari RT PCR termasuk rapid test antigen untuk menghasilkan test dalam beberapa menit. Alat ini bisa digunakan sesuai rekomendasi WHO menggantikan rapid tes antibodi dan fungsi screening bisa efektif dan tidak membebani RT PCR," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa (29/09/2020).

Meski demikian dia menegaskan alat tes cepat antigen tetap tidak menggantikan RT PCR sebagai gold standar untuk penegakan diagnosa dalam menangani Covid-19.

Sebelumnya dikabarkan tes yang bisa mendiagnosis Covid-19 dalam hitungan menit ini dapat memperluas deteksi kasus di negara berpendapatan menengah dan rendah.

Dikutip dari detikcom, WHO menyatakan tes seharga US$ 5 atau sekitar Rp70.000 ini dinilai akan memperbaiki kemampuan negara-negara miskin untuk melacak Covid-19, mengingat negara-negara tersebut kekurangan petugas layanan kesehatan dan laboratorium.

Dalam sebuah kesepakatan dengan pihak pembuat tes, sebanyak 120 juta unit tes akan diproduksi selama enam bulan.

Pejabat WHO menyebutnya sebagai pencapaian besar dalam penanganan Covid-19. Jarak waktu yang panjang antara menjalani tes dan mendapatkan hasilnya, dikatakan menghambat upaya banyak negara untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Di sejumlah negara dengan tingkat penularan tinggi, termasuk India dan Meksiko, para ahli mengatakan jumlah tes yang rendah telah mengaburkan penyebaran aktual wabah Covid-19.

"Tes baru yang mudah dibawa dan mudah digunakan" ini akan memberi hasil dalam 15-30 menit, bukan lagi hitungan jam atau hari, kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam siaran persnya, Senin (28/09).

Produsen obat Abbott dan SD Biosensor sudah setuju dengan Bill and Melinda Gates Foundation untuk memproduksi 120 juta unit tes, kata Dr Tedros. Kesepakatan ini akan menjangkau 133 negara, termasuk banyak negara di Amerika Latin yang terpukul karena pandemi dalam hal tingkat kematian dan penularan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Virus XBB.1.5 Menggila di AS, Ini Ciri-Ciri Covid Varian Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular