Bos BI: Tak Terapkan Open Banking, Bank Kalah dari Fintech

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
29 September 2020 19:45
Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)
Foto: Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan reformasi digital menjadi sangat penting terutama di perbankan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, transaksi digital menjadi pilihan masyarakat.

Menurutnya, untuk perbankan reformasi digital salah satunya bisa dilakukan melalui open banking. Hal ini bahkan telah didorong BI sejak tahun lalu agar perbankan tidak kalah dari fintech.

"Kami dorong open banking sejak Mei 2019, saya tegaskan ayo kalau gak melakukan open banking pasti ketinggalan. Financial sector bakalan kalah dari fintech," ujarnya melalui webinar virtual, Selasa (29/9/2020).

Open banking merupakan menyediakan layanan perbankan melalui gadget dengan bantuan dan berkolaborasi dengan fintech. Kedua lembaga ini juga saling berbagi dan mengelola data bersama-sama.

Dari catatan BI, setidaknya sudah ada 15 Bank yang saat ini melakukan reformasi ke arah digital banking. Diharapkan, ke depannya, semakin banyak bank yang mengikuti langkah tersebut.

Perry menjelaskan, selama pandemi ini transaksi keuangan digital meningkat tajam hingga 37,8%. Sedangkan penggunaan kartu debit turun juga sebesar 18,9%.

"Bisnis digital banking meningkat tinggi. Penggunaan uang elektronik juga tinggi. Ini menunjukkan digitalisasi perlu dijawab melalui transformasi digitalisasi," kata dia.

Lanjutnya, bahkan BI telah melakukan reformasi digital sejak tahun lalu dengan merilis Sistem Pembayaran 2025 pada Mei 2019. Peluncuran dilakukan sebelum adanya pandemi covid-19 dan ternyata itu sangat dibutuhkan saat ini.

"Kami luncurlan karena tren digitalisasi sangat cepat. Makanya kita luncurkan sistem pembayaran itu kita ga tau bakal ada pandemi," kata dia.

Peluncuran SP 2025 ditujukan untuk mengintegrasikan sistem keuangan Indonesia menjadi lebih simple. Jadi nantinya bisa menyambungkan antara pelaku usaha ke fintech dan lainnya secara end to end proses.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Open Banking Jadi Kuncian Perbankan di Era Disrupsi Digital

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular