Open Banking Jadi Kuncian Perbankan di Era Disrupsi Digital

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meluncurkan Mandiri API (Application Programming Interface) sebagai bagian dari inisiatif open banking. Sistem open banking di era digitalisasi dinilai menjadi pilihan bagi perbankan.
"Kami di Mandiri dalam tiga tahun ini secara agresif membangun digital platform. Pandemi covid-19 ini membuat akselerasi dan perbankan harus terus putar otak dan berusaha untuk mempercepat digitalisasi," kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi, Senin (14/09/2020).
Dia mengatakan perbankan harus mengadopsi teknologi seiring dengan pertumbuhan e-commerce dan fintech yang begitu cepat mendisrupsi perbankan. Disrupsi teknologi yang dikenal istilahnya open banking, yang artinya bank tidak dapat hidup sendiri dan membuka diri untuk diakses mitranya.
"Apalagi bank punya data base luas, konsumen banyak, layanan kita oke. Dengan berkolaborasi dengan yang lain (finetch ataupun e-commerce) potensi bisnis kami bertambah, dan memberikan kenyamanan konsumen," katanya.
Hery menambahkan keuntungan dari mitra pebisnis yang terhubung Mandiri API adalah kesempatan melebarkan layanannya. Saat ini ada 15 mitra yang kerjasama untuk top up e-money. Dari sisi Mandiri sendiri kerjasama ini dapat menambah potensi fee based income.
Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan saat ini sudah ada 100 mitra bisnis yang tergabung, dan ditargetkan dapat menggaet 150 partner di tahun pertama. Menurutnya potensi masih terbuka luas dengan 2.000 startup dan fintech yang ada.
"Sebagai gambaran yang paling laku oleh fintech ada 15 mitra yang pake Mandiri API untuk top up e-money, dan dalam sebulan bisa ada 5 juta transaksi," kata Rico.
Dia mengatakan Bank Mandiri masih memiliki pekerjaan rumah untuk memahami pasar dan mengetahui kebutuhan nasabah agar inovasi yang dihadirkan dapat tepat guna. Rico menegaskan meski bekerja sama dengan pihak ketiga, keamanan menjadi hal yang terus ditingkatkan dan prioritas tertinggi. Pihaknya juga mengikuti standar dari regulator dan mengawasi transaksi untuk mencegah terjadinya fraud.
"Kami punya model untuk antifraudnya, dan ini menjadi sebuah standar yang layak dan bisa diadopsi seluruh platform digital kami," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
IBM Indonesia: Pandemi Percepat Transformasi Digital RI
(dob/dob)