
Bill Gates Tiba-tiba Kesal soal Tes Covid-19 di AS, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang terkaya nomor 2 di dunia versi Forbes, Bill Gates, yang juga mendirikan Microsoft, meluapkan kekesalannya terhadap cara pengujian virus corona yang ditangani di Amerika Serikat (AS).
Pria dengan kekayaan bersih US$ 114,7 miliar atau setara dengan Rp 1.698 triliun (kurs Rp 14.800/US$) ini kecewa lantaran warga AS tak bisa mendapatkan hasil tes dalam 24 jam, padahal Negeri Paman Sam punya teknologi terdepan.
"Bahkan hari ini, orang tidak mendapatkan hasil [tesnya] dalam 24 jam," kata Bill Gates dalam program "Fox News Sunday", dikutip CNN International, Senin (21/9/2020).
"Memalukan kalau kita masih punya itu [hasil tes yang lambat]."
Dia mengatakan, dari sisi teknologi di balik pengujian tes corona, Gates menjelaskan bahwa sebetulnya tidak ada alasan dalam hal timeline hasil tes yang lambat.
"AS memiliki lebih banyak mesin [alat tes] ini, lebih banyak dari kapasitas ini dibandingkan negara lain dalam jumlah yang sangat besar," katanya.
Dia juga berkomentar terkait dengan cara pemerintahan Donald Trump menangani pandemi di AS secara keseluruhan.
"Kami melakukan pekerjaan yang sangat buruk dan Anda bisa melihat jumlahnya [jumlah kasus bertambah," kata Gates.
Bill & Melinda Gates Foundations juga terlibat dalam upaya mendapatkan vaksin virus corona. Lembaga nirlaba ini pun mendukung CureVac BV, perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Jerman yang sedang mengerjakan vaksin Covid-19.
CureVac baru-baru ini menerima persetujuan dari pemerintah Jerman dan Belgia untuk memulai uji klinis salah satu vaksin Covid-19 miliknya.
Sebelumnya, Bill Gates menjagokan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech sebagai vaksin yang bakal dapat izin dari otoritas AS untuk penggunaan darurat pada akhir Oktober.
Saat ini vaksin Pfizer sudah memasuki uji klinis fase tiga atau tahap akhir. Dalam dua uji klinis sebelumnya pada manusia vaksin ini berhasil menciptakan antibodi penawar dan merangsang t-cell untuk melawan corona.
Vaksin ini mengandung materi yang disebut messenger RNA (mRNA), yang digunakan sel untuk mengubah instruksi yang tersimpan dalam DNA menjadi protein yang penting bagi kehidupan. mRNA digunakan untuk melatih sel-sel protein untuk membuat protein yang kemudian melawan atau mencegah penyakit yang ditargetkan.
Sebagai informasi, data Worldometers mencatat, per 21 September sore ini waktu Indonesia, jumlah kasus corona global sudah tembus 31,27 juta dengan jumlah kematian 965.629 dan sembuh 22,85 juta orang.
Khusus di AS menjadi yang tertinggi dengan kasus 7.005.628 dengan jumlah kematian 204.119 dan sembuh 4.250.421 orang.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Walau Sudah Divaksinasi, Bill Gates Tetap Pakai Masker