Internasional

Gokil! Butuh 8.000 Boeing 747 Buat Sebar Vaksin Corona

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 September 2020 15:02
In this handout photo taken on Thursday, Aug. 6, 2020, and provided by Russian Direct Investment Fund, an employee shows a new vaccine at the Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology in Moscow, Russia. Russia on Tuesday, Aug. 11 became the first country to approve a coronavirus vaccine for use in tens of thousands of its citizens despite international skepticism about injections that have not completed clinical trials and were studied in only dozens of people for less than two months. (Alexander Zemlianichenko Jr/ Russian Direct Investment Fund via AP)
Foto: Vaksin Covid-19 dari Rusia (AP/Alexander Zemlianichenko Jr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Covid-19) dipastikan akan membawa "tantangan transportasi terbesar" ke dalam dunia penerbangan. Namun, bukan karena virus asal Wuhan, China itu membuat jumlah penerbangan menurun.

Tapi karena akan diperlukan sejumlah besar pesawat untuk mendistribusikan vaksin corona jika sudah ditemukan kelak. Bahkan, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) jumlah pesawat yang dibutuhkan untuk mendistribusikan vaksin bukan hanya puluhan atau ratusan, tapi ribuan.

"Setara dengan 8.000 Boeing 747 akan dibutuhkan," kata IATA, sebagaimana dilaporkan BBC International, Kamis (10/9/2020).

Boeing 747 british airways. (IG: britishairwayspr)Foto: Boeing 747 british airways. (IG: britishairwayspr)
Boeing 747 british airways. (IG: britishairwayspr)


Untuk menghadapi situasi itu, saat ini IATA sudah bekerja sama dengan maskapai penerbangan, bandara, badan kesehatan global, dan perusahaan obat dalam rencana pengangkutan udara global besar-besaran. Perhitungan 8.000 unit pesawat berbadan besar itu sendiri didasarkan pada perkiraan jika per orang hanya diberikan satu dosis vaksin.

"Pengiriman vaksin Covid-19 dengan aman akan menjadi misi abad ini bagi industri kargo udara global. Tetapi itu tidak akan terjadi tanpa perencanaan sebelumnya yang cermat. Dan sekaranglah waktunya," kata kepala eksekutif IATA Alexandre de Juniac.

Ia juga mengatakan bahwa tantangan lain yang dihadapi dalam penyebaran vaksin adalah karena itu lebih rumit atau kompleks dari pengiriman kargo pada umumnya. Itu dikarenakan tidak semua pesawat cocok untuk mengirimkan vaksin.

Hanya pesawat dengan kisaran suhu antara 2 celcius sampai 8 celcius yang bisa digunakan untuk mengangkut obat. Sejumlah vaksin mungkin memerlukan suhu beku yang berarti akan menyingkirkan lebih banyak pesawat dari daftar potensial kendaraan pengangkutan, katanya.

"Kami tahu prosedurnya dengan baik. Yang perlu kami lakukan adalah meningkatkannya ke besaran yang diperlukan," tambah Glyn Hughes, kepala kargo badan industri.

"Penerbangan ke beberapa bagian dunia, termasuk beberapa daerah di Asia Tenggara, akan menjadi penting karena kurangnya kemampuan produksi vaksin," tambahnya.

IATA lebih lanjut menjelaskan bahwa pengiriman vaksin ke seluruh Afrika adalah tantangan terumit, bahkan "tidak mungkin" dilakukan, mengingat kurangnya kapasitas kargo, ukuran wilayah dan kompleksitas penyeberangan perbatasan.

"Transportasi akan membutuhkan hampir ketepatan militer dan akan membutuhkan fasilitas dingin di seluruh jaringan lokasi di mana vaksin akan disimpan," jelasnya.

Untuk itu, IATA telah mendesak pemerintah untuk memulai perencanaan yang cermat saat ini juga untuk memastikan mereka sepenuhnya siap setelah vaksin disetujui dan tersedia untuk didistribusikan.

"Vaksin akan menjadi komoditas yang sangat berharga. Pengaturan harus dilakukan untuk memastikan bahwa pengiriman tetap aman dari gangguan dan pencurian," tambah IATA.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Fakta Distribusi Vaksin Covid-19 di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular