Sanofi Setop Uji Coba Obat Corona Kevzara, Kenapa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 September 2020 16:54
Sanofi, dok: Covid19data.com
Foto: Sanofi, dok: Covid19data.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa farmasi Prancis, Sanofi, mengumumkan penghentian uji klinis Fase 3 internasional dari obat virus corona (Covid-19) yang sedang dikembangkannya.

Uji coba obat yang disebut Kevzara itu dihentikan setelah obat tersebut terbukti tidak meyakinkan, kata perusahaan.

"Uji coba Tahap 3 tidak memenuhi kriteria evaluasi primer atau sekunder dibandingkan dengan plasebo," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana diberitakan AFP, Selasa (1/9/2020).

Uji coba tahap tiga sendiri biasanya merupakan uji coba tahap terakhir sebelum obat mendapat persetujuan resmi untuk digunakan secara umum.

Namun demikian, Sanofi mengatakan baik perusahaan maupun mitra Amerikanya dalam mengembangkan obat, Regeneron, masih mempertimbangkan uji klinis lebih lanjut dari Kevzara untuk pengobatan Covid-19.

"Meskipun Kevzara tidak memberi kami hasil yang kami harapkan, kami bangga dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim kami," kata kepala penelitian global Sanofi, Dr. John Reed.

Selain mengembangkan obat corona, Sanofi merupakan salah satu dari banyak perusahaan yang saat ini sedang mengembangkan vaksin Covid-19. Perusahaan sedang mengerjakan dua dari lebih dari 150 vaksin COvid-19 potensial yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, menurut Reuters.

Salah satu kandidat vaksin akan menggunakan bahan tambahan yang dibuat oleh GlaxoSmithKline (GSK) dari Inggris untuk meningkatkan kemanjurannya.

Sementara yang lainnya, yang sedang dikembangkan bersama perusahaan Amerika Serikat (AS) Translate Bio, mengandalkan teknologi berbeda yang dikenal sebagai mRNA.

"Data awal mengatakan bahwa kami berada di jalur yang tepat dan kami memiliki vaksin," kata CEO Paul Hudson dalam sebuah wawancara Jumat lalu, merujuk pada vaksin yang sedang dikembangkan dengan GSK.

Vaksin itu akan memulai uji klinis bulan depan, tambahnya.

"Keyakinan kami meningkat. Kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan seperti semua orang di bidang manufaktur dalam volume besar. Tapi kami akan punya satu, mungkin dua vaksin tahun depan," kata Hudson.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Temuan Baru! Obat Covid-19 Asal Israel, Diklaim 96% Mujarab

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular