Mengenal Liiv yang Akan Jadi Senjata Baru Bukopin

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
26 August 2020 17:50
Aplikasi Liiv. Ist
Foto: Aplikasi Liiv. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) dengan pemegang saham pengendali Kookmin Bank akan melakukan transformasi digital, salah satunya adalah mengintegrasikan aplikasi Wokee milik Bukopin dengan Liiv milik Kookmin.

Liiv sendiri merupakan platform keuangan milik Kookmin yang dirancang untuk kemudahan kehidupan sehari-hari nasabahnya. Aplikasi tersebut dapat memudahkan nasabah mengelola keuangan tanpa transaksi tunai.

Kookmin sendiri terus meningkatkan layanan dari Liiv untuk memudahkan nasabahnya sejak diluncurkan pada 2016. Aplikasi ini menyediakan layanan kalender kepada pengguna sehingga mereka dapat dengan mudah menghubungkan transaksi mereka dengan jadwal harian mereka.

Pengguna juga bisa membuat kelompok dan membagikan jadwal pertemuan dengan anggotanya serta menyimpan tanggal-tanggal penting. Selain itu aplikasi ini juga bisa digunakan untuk membeli travel card.

Seperti layanan perbankan digital Liiv dapat digunakan untuk split bill dan mentransfer uang, hingga menarik uang tanpa kartu ATM. Liiv juga memiliki fungsi untuk penukaran dan menabung dalam mata yang asing.

Dikutip dari The Korean Herald, Liiv juga meluncurkan fitur Chatbot atau Liiv Talk Talk, yang memungkinkan nasabah untuk mengaktifkan layanan tertentu melalui percakapan. Kookmin juga menjadi yang pertama meluncurkan platform seluler yang menyediakan informasi real estat terintegrasi serta produk dan pinjaman keuangan terkait.

Dengan begitu, layanan yang sebelumnya harus datang ke cabang kini bisa diakses melalui Liiv, yang terkoneksi pada aplikasi Play Asset yang menggunakan robo advisor untuk merekomendasikan produk investasi pada nasabah.

Untuk meningkatkan aksesibilitas, Kookmin juga memperkenalkan "mesin teller pintar" yang menghubungkan nasabah dengan karyawan KB melalui video chat dan menjalankan tugas perbankan dari jarak jauh yang sebelumnya memerlukan kunjungan fisik ke bank. Layanan ini termasuk perubahan otentikasi biometrik dan prosedur pembuatan akun.

Tahun lalu, Kookmin juga meluncurkan layanan budget phone service Liiv M, yang merupakan gabungan layanan telpon seluler dan mobile banking. Layanan ini membuat nasabah tidak perlu mengunjungi outlet operator seluler untuk mendapatkan layanan seluler.

Pelanggan Liiv M bisa mendapatkan akses ke koneksi ponsel dengan chip modul identitas pelanggan universal (USIM) yang dikirimkan ke pintu mereka. Pengguna Liiv M dapat menerima chip USIM mereka setelah berlangganan ke situs web layanan Liiv Mobile.

Gabungan layanan perbankan dan telepon seluler juga akan memungkinkan pengguna untuk memeriksa sisa saldo dan biaya seluler bulanan melalui aplikasi layanan percakapan perbankan. Untuk keamanan dan mencegah aktivitas phising atau penipuan melalui telepon, Liiv membatasi layanan penarikan tunai saat pengguna menggunakan ponsel mereka.

Bukan hanya di Korea Selatan, Liiv juga melakukan ekspansi ke Jepang dan Kamboja. Untuk di Kamboja aplikasi Liiv berubah menjadi Liiv KB Cambodia, dan pada 2018 telah mencapai 34 ribu nasabah dalam satu tahun peluncurannya. Perbedaan lainnya dengan Liiv yang beroperasi di Korea adalah, di Kamboja Liiv fokus pada layanan perbankan dan penyaluran kredit bagi UMKM.

Selain itu pada akhir 2019, Liiv juga melebarkan sayapnya di Jepang dengan meluncurkan Liiv Pay. Mengutip Business Korea layana ini merupakan layanan pembayaran luar negeri secara sederhana yang diluncurkan oleh bank komersial Korea Selatan, bekerja sama dengan Danal Co.

Untuk di Indonesia sendiri menurut Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono akan dilakukan penggabungan antara Liiv dan Wokee yang telah dimiliki Bukopin sebelumnya. Selain itu akan dilakukan penyesuaian layanan agar sesuai dengan kebiasaan orang Indonesia.

Direktur Utama BukopinFoto: Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono

Menurutnya mengkoneksikan antara Liiv dengan Wokee kendala awalnya adalah pada perbedaan bahasa, sehingga diperlukan penyesuaian. Selain itu juga preferensi nasabah pun dilakukan penyesuaian karena ada perbedaan kebiasaan antara nasabah di Indonesia dan Korea Selatan.

"Basic teknologi di dunia kan sama hanya pergeseran bahasa, tidak ada kendala tetapi cara pandang pada customer ratenya. Mereka dari bank mortgage bergeser ke consumer banking, kemudian ke SME, dan akhirnya ke micro financing. Cara risetnya kepada masyarakat Korea Selatan dengan Indonesia sedikit berbeda," kata Rivan, Rabu (26/08/2020).


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular