
WeChat Diblokir AS, Orang China Serbu Aplikasi Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini melarang penggunaan WeChat di Amerika. Pengumuman itu tepatnya disampaikan pihak Gedung Putih pada Kamis (6/8/2020).
Dalam perintah tersebut, Trump melarang perusahaan atau individu AS untuk melakukan transaksi dengan ByteDance, perusahaan China yang memiliki aplikasi berbagi video TikTok, dan Tencent, pemilik aplikasi WeChat. Aturan itu sendiri akan berlaku mulai 45 hari ke depan terhitung sejak tanggal pengumuman.
Sebagai dampak dari aturan itu, kini semakin banyak orang-orang China yang meninggalkan aplikasi WeChat. Uniknya, mereka bukan beralih menggunakan aplikasi China lainnya, namun justru memakai aplikasi buatan orang Amerika.
Sebagaimana dilaporkan CNBC International, saat ini ada semakin banyak orang China yang memakai dan mengunduh aplikasi perpesanan yang disebut Signal. Aplikasi obrolan terenkripsi itu dipilih karena memiliki perlindungan privasi yang terbaik di kelasnya, kata juru bicara aplikasi tersebut, Jumat.
Selain alasan tersebut, peningkatan penggunaan aplikasi Signal sendiri dipengaruhi oleh kebebasan penggunaan aplikasi itu di China. Aplikasi Signal yang dibuat oleh seorang cryptographer dan coder bernama Moxie Marlinspike sekitar lima tahun yang lalu, bisa didownload di App Store di iPhone maupun di Android melalui situs web. Play Store milik Google diblokir di China.
"Kami sebenarnya tidak dilarang di China, percaya atau tidak," kata Jun Harada, juru bicara Signal.
"Kami pikir itu telah membantu kami untuk mendapatkan lebih banyak perhatian utama di China tetapi juga di kalangan diaspora China," kata Harada yang menolak untuk membagikan total unduhan sebenarnya dari aplikasi itu sesuai kebijakan untuk tidak membagikan data pengguna.
Dia hanya mengatakan unduhan di China mulai meroket beberapa jam sebelum larangan Trump. "Tampaknya menjadi setara jika tidak lebih besar dari saat kami berhasil mencapai # 1 di App Store di Hong Kong," katanya.
Aplikasi itu banyak diunduh di Hong Kong bulan lalu, ketika China mulai menerapkan Undang-Undang Keamanan Nasional, yang memberi negara kekuasaan luas untuk menindak protes di Hong Kong.
Signal mendapat nilai tinggi dari pakar privasi karena aplikasi ini menyimpan sedikit informasi tentang penggunanya dan pesan-pesannya dienkripsi secara end-to-end, yang berarti pemerintah yang mengakses pesan-pesan saat transit hanya akan melihat pesan itu dalam bentuk kode.
Yaqui Wang, seorang peneliti China di Human Rights Watch, mengatakan dia telah lama menggunakan Signal untuk berkomunikasi dengan orang-orang di dalam China, tetapi memperingatkan bahwa pemerintah di sana dapat bergerak untuk memblokirnya jika itu menarik perhatian sensor. Langkah itu akan membuat semakin sulit bagi orang-orang di AS dan China untuk berkomunikasi secara langsung, jelasnya.
"Otoritas China dapat memblokir Signal jika popularitasnya melonjak, seperti yang terjadi pada WhatsApp dan Telegram," kata Wang.
"Bifurkasi internet, pembentukan dua dunia informasi dan komunikasi yang sejajar menjadi semakin nyata," tambahnya.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WeChat Siap Dukung Mata Uang Digital China
