Internasional
Awas Kebakaran, Semua Aplikasi China Bakal Dibersihkan AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat kembali menyerang China. Kali ini AS memperluas program 'Clean Network' yang menargetkan aplikasi dan layanan komputasi buatan perusahaan China yang diklaim punya risiko keamanan.
Dalam pengumumannya, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan AS ingin melarang dan menghapus aplikasi buatan China yang tidak dipercaya dari toko aplikasi operator seluler dan pembuat telepon di AS.
"Dengan perusahaan induk yang berbasis di China, aplikasi seperti TikTok, WeChat, dan lainnya merupakan ancaman signifikan terhadap data pribadi warga Amerika, belum lagi alat untuk sensor konten Partai Komunis China," katanya pada Rabu (5/8/2020), dikutip dari AFP.
Tak hanya sampai di situ, Pompeo juga mengatakan AS akan memblokir aplikasi buatan perusahaan Amerika dari pra-instal, atau tersedia untuk diunduh, pada ponsel serta peralatan nirkabel dari China, terutama dari perusahaan Huawei.
"Kami tidak ingin perusahaan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia Huawei atau aparat pengawasan Partai Komunis China," tambah Pompeo.
Pompeo juga mengatakan pemerintah AS akan berusaha membatasi kemampuan penyedia layanan China untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data sensitif di AS. Salah satunya dari teknologi raksasa China Alibaba, Baidu, dan Tencent.
Pengumuman Pompeo datang dua hari setelah Presiden AS Donald Trump memberitahu perusahaan teknologi China, ByteDance untuk menjual aplikasi TikTok ke perusahaan Amerika atau TikTok akan ditutup pada pertengahan September.
AS sendiri mengatakan melihat TikTok mengumpulkan sejumlah besar data pribadi dari ratusan juta pengguna, yang dapat diteruskan ke intelijen China.
Penargetan penggunaan aplikasi dan layanan cloud tersebut juga memperluas program Jalur Bersih 5G (5G Clean Path) yang diluncurkan Departemen Luar Negeri pada 29 April kemarin.
Pada intinya, program ini adalah inisiatif multi-negara untuk mencegah Huawei dan pemasok telekomunikasi China lainnya mendominasi layanan telekomunikasi nirkabel generasi mendatang atau 5G.
AS mengatakan teknologi Huawei dapat membuka pintu bagi intelijen China untuk dengan mudah memanfaatkan komunikasi di negara lain. Pemerintah AS telah melarang peralatan Huawei dan sangat melarang otoritas dan bisnis di seluruh negeri untuk menggunakannya.
Di hari yang sama dengan pengumuman Pompeo, Duta Besar China di London Liu Xiaoming, mengutuk program Jaringan Bersih 5G sebagai penindasan dan menyebutnya bertentangan dengan cita-cita perdagangan bebas.
"Penindasan AS tentang masalah 5G tidak hanya merusak aturan perdagangan internasional yang adil tetapi juga merusak lingkungan pasar global bebas. AS sama sekali tidak memenuhi syarat untuk membangun apa yang disebut 'Jaringan Bersih'," kata Liu dalam tweet pribadinya.
[Gambas:Video CNBC]
India Blokir TikTok & WeChat Cs, China Siap Membalas?
(sef/sef)