Ada Gak Sih Obat Tradisional Buat Sembuhkan Covid-19?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
05 August 2020 16:44
Infografis/ini deretan  emiten yang mau rilis obat corona/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/ini deretan emiten yang mau rilis obat corona/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan POM memastikan hingga saat ini belum ada obat herbal atau tradisional yang bisa diklaim untuk menyembuhkan Covid-19.

"Obat herbal juga belum. Pengembangan vaksin berjalan, badan POM mengawal, obat ini akan aman dalam rangka pencegahan atau treatment Covid-19," ujar Direktur Standardisasi Obat Narkotika, Psikotropika, prekursor dan zat adiktif, BPOM, Dra Togi Junice Hutadjulu Apt MHA saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (5/8/2020).


Menurutnya, BPOM mendapatkan mandat untuk memastikan obat tradisional dan pangan itu memenuhi persyaratan aspek khasiat keamanan dan kualitas. Dia memastikan, hingga saat ini pengembangan obat belum ada yang bisa diklaim untuk Covid-19.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI, Akhmad Saikhu, M.Sc.PH juga mengatakan sampai saat ini diketahui bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus.

"Obat satu-satunya antivirus. Sampai sekarang masih dalam penelitian. Informasi belakangan, anti virus ini uji tahap ketiga di Indonesia," katanya.

Herbal atau jamu,lanjutnya, tidak bisa menyembuhkan. Adapun dipergunakan jamu ini menurutnya untuk komorbid atau penyakit bawaan dari pasien Covid-19. "Bisa dipergunakan meringankan gejala penyakit penyerta," katanya lagi.


Dia menambahkan, kategorinya ada jamu dan obat herbal standar. Dimana proses pembuatan harus uji pra klinis hewan. Pada tahap ini, diketahui data-data terkait manfaat dan keamanan.

"Apakah bisa menurunkan gejala klinis. Keamanan tentu saja, jamu atau herbal harus memenuhi parameter tidak ada efek samping tak ganggu fungsi hati dan ginjal," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI menegaskan, obat herbal atau jamu tidak bisa menyembuhkan Covid-19. Namun bukan berarti obat dan jamu tersebut tidak berguna.

"Dipergunakan jamu ini untuk komorbid dari Covid-19. Bisa dipergunakan meringankan gejala penyakit penyerta," kata Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes, Akhmad Saikhu, dalam kesempatan yang sama.

Namun, obat herbal dan jamu yang saat ini dikonsumsi tak sembarangan. Sebab ada berbagai uji yang dilakukan, hingga bisa diedarkan di masyarakat. Misalnya untuk obat herbal standar ada proses uji hewan. Selanjutnya ada juga manfaat dan keamanan dari obat herbal tersebut.

"Keamanan tentu saja, jamu atau herbal harus memenuhi parameter tidak ada efek samping tak ganggu fungsi hati dan ginjal," imbuhnya.

Sementara untuk jamu, ada saintifikasi jamu. Hal ini untuk memberikan bukti bahwa Jamu di Indonesia aman dan berkhasiat. Dari beberapa kasus Covid-19 di Indonesia, lanjutnya, ada komorbid alias penyakit bawaan. Tertinggi darah tinggi atau hipertensi, diabetes, jantung, paru obstruktif, ginjal, ibu hamil hingga asma. Penyakit penyerta ini yang memperberat kondisi pasien.

"Jamu herbal bisa dipakai meringankan. Tujuannya itu. Bukan menyembuhkan Covid-19 nya. Ada misleading beberapa hari ini. Tapi jamu ini bisa dipakai meringankan, mencegah agar penyakit komorbid tidak lebih parah," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular