WHO Segera Bongkar Semua Fakta Asal-usul Virus Corona

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 August 2020 18:25
Infografis: Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19
Foto: Infografis/Tips Sehat WHO buat Lawan COVID-19/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tim yang menyelidiki asal-usul wabah virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 sudah menyelesaikan misinya di China.

Sementara itu Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sedang mempersiapkan penempatan sekelompok ahli yang lebih besar ke zona merah wabah ini.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tim internasional tersebut akan dikerahkan ke Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang menjadi pusat episentrum pertama penyebaran virus corona pada Desember 2019 silam.

"Tim lanjutan WHO yang melakukan perjalanan ke China kini telah menyelesaikan misi mereka untuk meletakkan dasar bagi upaya bersama lebih lanjut untuk mengidentifikasi asal virus," katanya dalam konferensi pers pada Senin (3/8/2020), dikutip dari AP News.

"Studi epidemiologis akan dimulai di Wuhan untuk mengidentifikasi sumber potensial infeksi dari kasus awal," lanjutnya, menambahkan jika  "kerangka acuan" telah disusun oleh WHO dan China, tetapi ia tidak menyebutkan secara spesifik.

Tedros mengatakan "bukti dan hipotesis" yang dihasilkan dari pekerjaan akan "meletakkan dasar untuk studi lebih lanjut secara jangka panjang."

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan mencatat jika "kesenjangan dalam lanskap epidemiologis", dan mengatakan akan dinilai studi apa yang harus dilakukan dan data apa yang harus dikumpulkan.

"Trik sebenarnya adalah pergi ke kluster manusia yang terjadi pertama kali dan kemudian bekerja secara sistematis, mencari sinyal pertama di mana penghalang spesies hewan dan manusia dilintasi," kata Ryan.

"Begitu Anda memahami di mana penghalang itu dilanggar, maka Anda pindah ke studi dengan cara yang lebih sistematis di sisi hewan," tambahnya, mengatakan jika dua orang dari tim peneliti belum kembali dari Tiongkok dan belum "ditanyai" mengenai hasil penelitian.

Dikatakan anggota tim melakukan "diskusi ekstensif" dengan rekan-rekan China mereka selama kunjungan tiga minggu, dan melakukan diskusi melalui video dengan ahli virologi dan ilmuwan lain di Wuhan, termasuk Institut Virologi Wuhan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada April sempat mengklaim telah melihat bukti yang mendukung teori bahwa lab institut itu adalah lokasi munculnya virus tersebut.

Pada Minggu (2/8/2020), Deborah Birx, penasihat virus corona di Gedung Putih, mengatakan virus itu "sangat menyebar luas" di AS dan infeksi di kota dan pedesaan Amerika menandai "fase baru" untuk pandemi di negara ini.

Namun saat dimintai komentar, Ryan mengatakan dia tidak percaya niatnya adalah "untuk menciptakan rasa fase baru, tetapi untuk benar-benar mengingatkan semua negara bahwa penyakit tidak pernah hilang."

"Bukan tugas kami untuk memberitahu AS apa yang harus dilakukan di tingkat sub-nasional: Perencanaan dan implementasi berbasis negara yang dipandu oleh para ilmuwan nasional tampaknya di jalan yang benar," tambah Ryan. "Kesulitan bagi kita semua adalah: kadang-kadang kita tahu jalan yang benar. Kesulitannya adalah memilih untuk berjalan di sana."

Angka terjangkit virus corona secara global sudah mencapai 18.475.859 kasus, dengan 698.220 kasus kematian, dan 11.702.296 pasien berhasil sembuh per Selasa (4/8/2020), menurut data Worldometers.

Amerika Serikat, Brasil, dan India merupakan ketiga negara dengan kasus terjangkit terbanyak di dunia dengan angka mencapai jutaan kasus.


(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular