
Pelanggan Netflix Naik Tapi Sahamnya Dijual Investor, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Netflix anjlok 10% pada Kamis (16/7/2020), setelah layanan streaming film terkemuka ini melaporkan laba kuartalan yang relatif datar meskipun jumlah pelanggan meningkat.
Analis dari Wedbush, Daniel Ives, menggambarkan saham Netflix jatuh sebagai "gundukan kecepatan jangka pendek" karena ekspektasi yang terlalu tinggi.
"Pertumbuhan streaming adalah melihat bonanza di lingkungan Covid-19 ini," kata Ives, sebagaimana dikutip dari AFP.
Netflix melaporkan laba sebesar US$ 720 juta dengan pendapatan US$ 6,1 miliar pada kuartal ini. Jumlah tersebut naik lebih banyak dibandingkan dengan total laba US$ 709 juta dengan pendapatan US$ 5,8 miliar pada kuartal pertama.
Analis Wall Street mengharapkan keuntungan yang lebih kuat, terutama ketika masyarakat di seluruh dunia terpaksa mengunci diri di rumah akibat pandemi virus corona (Covid-19), dan mulai beralih ke layanan hiburan seperti Netflix.
Sementara keanggotaan berbayar naik 10,1 juta, menjadi total sekitar 193 juta pelanggan Netflix sejauh ini. Namun perusahaan ini memperingatkan pertumbuhan pelanggan bisa mendingin karena pelanggan baru hanya bergabung ketika awal-awal munculnya pandemi.
Menurut analis peramalan eMarketer, Eric Haggstrom pembatasan terkait pandemi membuat gaya hidup masyarakat berubah seketika. Begitu juga perubahan penggunaan televisi tradisional ke streaming online.
"Melihat ke depan, bahkan ketika (aturan) pengunciannya santai dan pesaing baru mulai meningkatkan layanan mereka, Netflix akan memperluas keunggulannya sebagai perhentian pertama untuk hiburan," prediksi Haggstrom.
Dalam sepucuk surat kepada para pemegang saham, Netflix mengatakan, meskipun penayangan produksi orisinal mereka tahun ini sudah sesuai jadwal, mereka akan fokus untuk menjalankan kembali produksi dengan aman.
"Ketika dunia perlahan dibuka kembali, prioritas bisnis utama kami adalah memulai kembali produksi kami dengan aman, dan konsisten dengan standar kesehatan dan keselamatan setempat untuk memastikan bahwa anggota kami dapat menikmati beragam konten baru berkualitas tinggi," kata Netflix dalam surat itu.
Lebih lanjut, Netflix juga menghadapi peningkatan persaingan dari perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Amazon, bersama dengan perusahaan hiburan besar lainnya, termasuk Disney, NBC Universal, dan Warner Media.
Media sosial juga menjadi ancaman. "Selain itu, pertumbuhan TikTok sangat mencengangkan, menunjukkan fluiditas hiburan internet," kata Netflix dalam surat itu.
"Daripada mengkhawatirkan semua pesaing ini, kami terus berpegang teguh pada strategi kami untuk mencoba meningkatkan layanan dan konten kami setiap kuartal lebih cepat daripada rekan-rekan kami."
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neflix Uji Aturan Baru Streaming Film, Tak Bisa Nobar Lagi?