
Riset ke Monyet, Disuntik Corona Bisa Kebal Covid-19 28 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan dari Peking Union Medical College, China melakukan uji coba kekebalan atas virus corona (Corona-19) pada monyet. Laporan hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Science itu menunjukkan bahwa monyet-monyet yang telah terinfeksi Covid-19 akan jauh lebih kebal saat terinfeksi lagi.
Menurut laporan itu, para monyet yang sudah terinfeksi umumnya akan terlindungi dari infeksi ulang hingga 28 hari kemudian. Namun demikian, para peneliti mengatakan bahwa meski monyet diketahui memiliki kekebalan awal, belum diketahui berapa lama kekebalan seperti itu bisa bertahan pada manusia.
"Perlu menunggu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, untuk mengetahui apakah jutaan orang yang terinfeksi pada awal pandemi terlindungi dari infeksi ulang," jelas para peneliti, sebagaimana dilaporkan AFP, Jumat (3/7/2020).
Para ilmuwan tersebut melakukan percobaan pada monyet jenis rhesus, yang sering digunakan dalam penelitian karena memiliki kesamaan dengan manusia. Penelitian itu sendiri dilakukan untuk mengetahui apakah mereka memiliki kekebalan jangka pendek terhadap virus.
Ada enam monyet rhesus yang disuntik dengan dosis virus SARS-CoV-2 dalam trakea mereka. Hasilnya, para monyet menunjukkan gejala ringan hingga sedang, dan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk pulih.
"Dua puluh delapan hari setelah infeksi pertama, empat dari enam monyet menerima dosis virus yang lain, tetapi kali ini, meskipun ada kenaikan suhu yang singkat, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi ulang," jelas pada penulis penelitian dalam jurnalnya.
Dengan sering mengambil sampel, para peneliti menemukan bahwa puncak viral load mencapai tiga hari setelah monyet terinfeksi.
Monyet-monyet itu menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat setelah infeksi pertama, yang menghasilkan lebih banyak antibodi yang dinetralkan. Antibodi itu mungkin telah melindungi mereka dari infeksi ulang jangka pendek, tulis para ilmuwan.
"Diperlukan lebih banyak percobaan untuk melihat berapa lama pertahanan kekebalan ini bertahan," kata para penulis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Manusia, Vaksin Corona Harus Diuji ke Monyet?
