Punya Ratusan Lab, Bisakah RI Lakukan 30.000 Test PCR/hari?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
16 June 2020 14:08
A woman wearing a face mask walks by a board displaying the world banks' notes at a subway station in Seoul, South Korea, Thursday, May 28, 2020. South Korea’s central bank lowered its policy rate to an all-time low of 0.5% to soften the pandemic’s shock to the country’s trade-dependent economy, which it says may shrink for the first time in 22 years. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Wabah Virus di Korea Selatan (AP/Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan bisa memeriksa 30.000 spesimen setiap harinya, di mana saat ini pemeriksaan yang sudah dilakukan mencapai 19.100 per hari.

Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), MARS mengatakan, saat ini setidaknya sudah ada 139 laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan spesimen di seluruh Indonesia.

"139 laboratorium saat ini, kemampuan memeriksa sampai dengan kemarin Sabtu (13/6/2020) sudah mencapai 19.100 per hari. Target 30.000 per hari, setiap hari fluktuasi, tergantung spesimen yang masuk," ujarnya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar operasional laboratorium bisa maksimal dan memenuhi target 30.000 pemeriksaan spesimen setiap harinya. Pertama adalah melipatgandakan jam kerja, dari yang awalnya 6 jam per hari menjadi 12 jam per hari.

"6 jam saja bisa 19 ribu, kalau dua kali lipat (12) jam, target 30.000 bisa," ujarnya.

Namun, ada kendala dalam penambahan jam kerja yaitu menambah SDM. Sebab, tidak mungkin tim laboratorium melakukan tugasnya hingga melebihi jam kerja. Sebab, jika seseorang kelelahan, maka akan rentan terhadap infeksi.

"Kalau kelelahan gampang tertular, sehingga hasil tak maksimal," katanya lagi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mematok target pengujian spesimen corona (Covid-19) bisa mencapai 20.000 spesimen per hari, setelah angka yang sebelumnya ditargetkan mencapai 10.000 spesimen berhasil dicapai.

Namun, kepala negara disebutkan telah mengkalkulasi target yang diberikan kepada jajarannya. Pasalnya, berdasarkan hitungan Jokowi, uji spesimen dengan ketersediaan alat saat ini bisa mencapai 30.000 per hari.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam konferensi pers usai rapat terbatas melalui video conference.

"Hitungan presiden, mestinya dengan peralatan sekarang yang jumlahnya 120 unit, mestinya bisa mencapai 30.000," kata Muhadjir.

"Kami dan ketua Gugus Tugas dan Menteri Kesehatan akan percepat 20.000 dan bergerak ke 30.000 seperti menurut hitungan Presiden," jelasnya.

Muhadjir mengemukakan bahwa kepala negara telah menginstruksikan agar Gugus Tugas maupun kementerian terkait membantu penanganan tiga provinsi yang memiliki angka Covid-19 tinggi seperti Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

"Untuk mendukung diperlukan tracing masif, kerahkan sukarelawan mahasiswa biologi molekuler, keperawatan, kebidanan, dan kesehatan masyarakat. Presiden setuju untuk rekrutmen sukarelawan besar-besaran untuk shift bergantian," pungkasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow, Indonesia Punya 2 Mobil Perang Buat Lawan COVID-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular