Vaksin China Ini Diklaim 99% Manjur Obati Covid-19

Redaksi, CNBC Indonesia
01 June 2020 14:45
Peneliti melakukan pemisahan hasil ekstraksi tanaman herbal di di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI, Puspitek, Tangerang Selatan,Rabu (6/5/2020). Saat ini laboratorium Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTB) sedang menguji beberapa tanaman herbal yaitu ekstrak Cassia Alata (daun ketepeng badak) dan Dendrophtoe Sp (daun benalu) untuk dijadikan obat penyembuhan sekaligus penghambatan covid-19. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Uji Lab Kandidat Obat Herbal untuk Covid-19 di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sinovac, perusahaan biotech asal China optimistis vaksin Covid-19 buatannya bisa menyembuhkan penyakit virus corona pada manusia. Saat ini perusahaan sudah memasuki uji klinis vaksin fase 2 dengan uji coba pada 1.000 sukarelawan.

Saat ini Sinovac sedang berupaya untuk melakukan uji klinis fase 3 atau uji coba vaksin tahap akhir di Inggris.


Sky News mencoba menanyakan efektivitas obat ini kepada peneliti Sinovac Lou Baishan. "Iya. Vaksin ini pasti berhasil ... 99% yakin," ujarnya, seperti dilansir CNBC Indonesia dari Sky News, Senin (1/6/2020).

Bulan lalu, Sinovac menerbitkan hasil uji vaksinnya di jurnal ilmiah Science yang menunjukkan vaksin buatan perusahaan CoronaVac berhasil melindungi monyet dari infeksi virus corona.

Masalah yang dihadapi perusahaan kini adalah rendahnya jumlah kasus Covid-19 di China sehingga sulit melakukan uji coba. Sebagai gantinya mereka akan mencari negara lain untuk uji coba fase 3.

"Kami melakukan pembicaraan dengan beberapa negara Eropa dan Inggris. Saat ini masih dalam tahap yang sangat awal untuk diskusi," ujar Direktur Sinovac Helen Yang.

Dengan kepercayaan ini, Sinovac sedang membangun pabrik komersial vaksin dengan target memproduksi 100 juta dosis.

"Tidak semua populasi yang mendapatkan vaksin. Pertama-tama kami menargetkan kelompok yang berisiko tinggi, misalnya petugas kesehatan atau warga negara berusia tua yang mungkin memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular