Biar Aman, Ingat Hal Ini Saat Transaksi Perbankan Digital!

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
19 May 2020 21:14
BRI Mobile, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan transaksi e-channel dan e-banking yang signifikan akibat efek dari penyebaran virus Corona di Indonesia. Pada akhir Maret 2020, transaksi internet banking BRI diproyeksikan meningkat hingga 38% dibandingkan bulan Februari 2020. (Dok BRI)
Foto: BRI Mobile, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan transaksi e-channel dan e-banking yang signifikan akibat efek dari penyebaran virus Corona di Indonesia. Pada akhir Maret 2020, transaksi internet banking BRI diproyeksikan meningkat hingga 38% dibandingkan bulan Februari 2020. (Dok BRI)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengatakan ada beberapa hal yang harus dipatuhi dalam melakukan transaksi digital untuk aktivitas perbankan.

"Di sisi nasabah harus menjaga kerahasiaan data. Apakah password, PIN, data pribadi," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/5/2020).

Era digital yang kian mudah ini membuatnya harus memiliki kesadaran baru saat bertransaksi digital. Bahkan, ada hal yang harus dipatuhi dan dirahasiakan, kepada petugas perbankan sekalipun.

"Makanya kalau terima SMS, jangan berikan ini (OTP) kepada siapapun. Karena itulah benteng yang ada supaya bisa menjaga tidak sampai kena penipuan atau fraud," tegasnya.



Dirinya tak memungkiri jika sistem perbankan selalu berkejaran dengan hacker atau peretas. Untuk itu, sebagai perbankan besar harus selalu bersikap paranoid.
"Apalagi yang harus kita lakukan, proteksi, kartu chip, finger print, menggunakan standar security, ada sistem deteksi," katanya.

Bank BRI juga terus melakukan sosialisasi ke nasabahnya. Selalu mengingatkan untuk selalu menjaga kerahasiaan dan mengingatkan agar tidak sembarangan mengunduh aplikasi yang tidak jelas sumbernya.

"Jadi pastikan sumbernya dari aplikasi resmi. Perilaku digital harus dengan kesadaran, jangan asal klak klik," katanya lagi.

Sementara itu, saat ini pengguna akun perbankan bisa dengan mudahnya menggunakan sidik jari hingga Personal Identification Number (PIN) untuk log in ke akun perbankan. Dia menjelaskan terkait segi keamanan mana yang lebih aman dalam mengakses akun tersebut.

"Biometrik akan sangat unik, tak bisa di copy, misal dicuri ponsel, dia (hacker) tak punya sidik jari kita. Itu relatif (biometrik) akan lebih sulit. Identitasnya akan lebih sulit," ujarnya.

Berbeda dengan password hingga PIN, yang mana menurutnya kombinasi dari deretan angka atau huruf masih bisa ditemukan. Bahkan, menurutnya ada mesin yang digunakan untuk menebak password.

"Ada. Tapi kan waktunya cukup atau tidak. Tapi ini perlu waktu," ujarnya lagi.

Terakhir terkait dengan penggunaan wi-fi di ruang publik, dia mengingatkan agar selalu berhati-hati. Kecuali, penggunaan wifi di saluran yang sudah dikenal, misalnya di rumah.

"Ya kalau wifi publik ya itu boleh dibilang nggak aman, bisa disisipi. Masuk dan ambil data di situ. Lebih aman di publik menggunakan data mobile," pungkasnya.


(gus) Next Article Lebih Aman Transaksi Digital Pakai PIN atau Sidik Jari?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular