
Direktur BRI Buka-Bukaan Soal Keamanan Transaksi Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat transaksi internet banking, khusus untuk BRI mobile banking alias BRImo meningkat 31% selama pandemi corona virus.
"Internet banking dari Maret-April naik 31%. Itu baru satu bulan," ujar Direktur Bank BRI, Indra Utoyo kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Adapun peningkatan transaksi sejak Januari hingga saat ini peningkatannya mencapai 60%. Hal ini dikarenakan kebijakan untuk tetap di rumah mengharuskan setiap orang beralih menggunakan sistem pembayaran berbasis digital, menghindari penggunaan ATM dan lainnya.
"Kelihatan sekali orang bergeser, menggunakan digital," ujarnya.
Ke depan, lanjutnya, setiap orang semakin sadar dan akan terus mengandalkan transaksi berbasis digital. Ini menurutnya menjadi bagian dari new normal, yang tak perlu paksaan bagi setiap orang untuk beralih menggunakan transaksi berbasis digital.
"Ini seperti transformasi digital yang dipercepat. Dulu susah, sekarang orang menjadi ingin aman, terus harus belajar mencoba dan menggunakan digital low touch," terangnya.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan transaksi digital. Sebagai salah satu bank terbesar, BRI tentunya juga telah memasang sistem keamanan bagi para nasabahnya. Namun, nasabah juga harus memasang pagar untuk dirinya sendiri saat bertransaksi.
"Harus punya kesadaran baru. Bahkan kepada petugas perbankan, makanya kalau terima SMS, jangan berikan(OTP) ini kepada siapapun. karena itulah benteng yang ada supaya bisa menjaga tidak sampai kena penipuan atau fraud," ujarnya lagi.
BRI selalu memberikan edukasi ke nasabahnya dan terus melakukan sosialisasi. Ini dilakukan sebagai upaya menjaga keamanan nasabahnya.
"Selalu jaga kerahasiaan informasi yang sifatnya pribadi. PIN, username, itukan benteng-benteng yang saya sampaikan," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Tembus Rp 1.928 T, Transaksi Digital BRI Meroket Saat Corona