Amazon Tertutup Soal Pekerja yang Terkena Covid-19, Kenapa?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
17 May 2020 20:20
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pekerja di gudang milik Amazon di Indianapolis, Indiana, dilaporkan meninggal akibat Covid-19. Kabar itu dikonfirmasi oleh manajemen Amazon seperti dilansir The Verge, Minggu (17/5/2020).
Seorang juru bicara Amazon bilang kalau perusahaan diberitahu tentang kematian pekerja di gudang Indiana pada 30 April lalu. Manajemen lantas memberi tahu semua pekerja di dalam gudang.
"Kami sedih atas kepergian rekan kami di Indianapolis," begitu pernyataan manajemen Amazon.
Kematian itu menambah total kematian pekerja di gudang Amazon menjadi tujuh orang. Selain di Indianapolis, pekerja yang meninggal antara lain bekerja di di Staten Island, New York; Bethpage, New York; Waukegan, Illinois; Hawthorne, California; dan Tracy, California.
Akan tetapi, manajemen Amazon dikritik lantaran proses penyampaikan informasi yang berbelit-belit. Imbasnya, jumlah pekerja yang terkena Covid-19 hingga meninggal akibat penyakit itu sulit ditentukan.
Beberapa pekerja di gudang Indianapolis mengaku mengetahui kematian via desas-desus. Manajemen baru akan memberi tahu pekerja secara luas hanya setelah dikonfirmasi.
"Mereka tidak akan mengatakan apapun jika itu bukan untuk orang yang mengajukan pertanyaan," kata salah seorang pekerja di gudang Amazon di Indianapolis.
Amazon berulang kali menolak untuk menyatakan berapa jumlah pekerja di gudang mereka yang telah didiagnosis atau meninggal akibat Covid-19. Dalam sebuah wawancara pada program "60 minutes" yang ditayangkan hari Minggu, Senior Vice President of Worldwide Operations & Customer Service Amazon Dave Clark bilang data statistik terkait Covid-19 "bukan angka yang sangat berguna".
Pada Selasa lalu, 13 jaksa agung dari sejumlah negara bagian di AS telah meminta kepada Amazon perihal data pekerja yang terinfeksi maupun meninggal gegara Covid-19.
(miq/miq) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Seorang juru bicara Amazon bilang kalau perusahaan diberitahu tentang kematian pekerja di gudang Indiana pada 30 April lalu. Manajemen lantas memberi tahu semua pekerja di dalam gudang.
"Kami sedih atas kepergian rekan kami di Indianapolis," begitu pernyataan manajemen Amazon.
Akan tetapi, manajemen Amazon dikritik lantaran proses penyampaikan informasi yang berbelit-belit. Imbasnya, jumlah pekerja yang terkena Covid-19 hingga meninggal akibat penyakit itu sulit ditentukan.
Beberapa pekerja di gudang Indianapolis mengaku mengetahui kematian via desas-desus. Manajemen baru akan memberi tahu pekerja secara luas hanya setelah dikonfirmasi.
"Mereka tidak akan mengatakan apapun jika itu bukan untuk orang yang mengajukan pertanyaan," kata salah seorang pekerja di gudang Amazon di Indianapolis.
Amazon berulang kali menolak untuk menyatakan berapa jumlah pekerja di gudang mereka yang telah didiagnosis atau meninggal akibat Covid-19. Dalam sebuah wawancara pada program "60 minutes" yang ditayangkan hari Minggu, Senior Vice President of Worldwide Operations & Customer Service Amazon Dave Clark bilang data statistik terkait Covid-19 "bukan angka yang sangat berguna".
Pada Selasa lalu, 13 jaksa agung dari sejumlah negara bagian di AS telah meminta kepada Amazon perihal data pekerja yang terinfeksi maupun meninggal gegara Covid-19.
(miq/miq) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Most Popular