Duh! Hacker Rusia & Iran Curi Data Covid-19 dari Lab Inggris

lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
12 May 2020 15:17
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia - Catatan sangat rahasia dari ratusan warga Inggris yang ikut dalam uji coba medis virus corona Covid-19 telah dicuri dari laboratorium Inggris. Surat kabar The Daily Mail mengungkapkan pelaku diduga hacker yang memiliki hubungan dengan Rusia dan Iran.


Para hacker itu melancarkan serangan siber terhadap lembaga-lembaga di Inggris yang khusus menangani virus, termasuk universitas dan laboratorium penelitian. Sebuah fasilitas klinis London Barat yang menjalankan uji coba untuk obat-obatan dan vaksin corona diserang pada Maret lalau, di mana para hacker berhasil mencuri data-data sensitif tersebut.


Hammersmith Medical Research (HMR) mengakui bahwa data itu telah dicuri pada 14 Maret 2020. Data yang diambil meliputi, pemindaian paspor, kartu asuransi nasional dan dokumen visa, serta foto-foto pasien, kuesioner kesehatan dan dokumen sejarah medis.

Kelompok hacker Maze mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan  menerbitkan beberapa catatan medis di Dark Web, dan meminta bantuan kepada badan siber Inggris NCSC.

Berdasarkan penyelidikan lebih lanjut menunjukkan para hacker ini berpusat di Georgia dan terkait dengan Kremlin dan dinas keamanan Rusia.  Satu sumber mengklaim para peretas menuntut 2 juta euro untuk pengembalian data, tetapi menawarkan 'diskon' jika menemukan obat untuk Covid-19.


HMR belum bersedia menanggapi komentar soal adanya tuntutan, tetapi dalam sebuah pernyataan mereka mengaku sedang melakukan uji coba Covid-19 untuk National Health Service (NHS) secara gratis. Untuk data-data ini, HMR mengatakan masih aman dari upaya peretasan dan pencurian.


Para menteri telah menerima pengarahan harian tentang situasi perang cyber, yang digambarkan sebagai perang 'bergerak cepat'. Ancaman dari Iran dan China menjadi perhatian.


"Beberapa pekan terakhir sejumlah serangan cyber telah melanda negara ini. Bahkan beberapa pejabat senior keamanan kami tidak pernah melihat perang ini," kata seorang sumber di Whitehall Inggris, seperti lansir dari Daily Mail, Selasa (12/5/2020).


Sumber lain juga mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan ke Inggris untuk menghalangi negara itu dalam menemukan vaksin Covid-19.

"Kami menduga akan ada gelombang serangan lebih lanjut dan karena itu mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencoba melindungi para ilmuwan kami dari negara-negara jahat," ungkapnya.

[Gambas:Video CNBC]





(roy/roy) Next Article Duh! Microsoft Kena Hack

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular