
Duh, 2 Miliar Ponsel Tak Bisa Pakai Aplikasi Pelacak Corona
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
21 April 2020 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka membantu meredam penyebaran virus corona Covid-19, Google dan Apple sedang mengembangkan sistem pelacakan lewat contact tracing. Namun, para peneliti menyebut ada pengguna ponsel yang tidak bisa mendukung hal tersebut.
Dilansir dari Financial Times, (21/4/2020), peneliti mengungkapkan sekitar dua miliar pengguna ponsel tidak akan bisa menggunakan sistem ini. Sebagian besar dari mereka termasuk orang miskin dan lanjut usia, dua kelompok yang paling rawan terinfeksi virus Corona.
Teknologi ini juga mengandalkan chip wireless dan sistem spesifik yang sayangnya tidak tersedia pada ratusan juta ponsel yang masih aktif hingga saat ini, terutama pada ponsel yang dirilis lebih dari lima tahun yang lalu.
"Batasan teknologi yang mendasarinya adalah bahwa masih ada beberapa telepon yang digunakan yang tidak memiliki Bluetooth atau sistem operasi (OS) terbaru yang diperlukan," kata Ben Wood, analis di CCS Insight.
"Kalau kalian merupakan kelompok yang tidak diuntungkan dan memiliki perangkat lama atau feature phone, kalian akan melewatkan manfaat yang ditawarkan aplikasi ini," sambungnya.
Analis dari Counterpoint Research juga mengatakan saat ini sekitar seperempat dari jumlah smartphone yang aktif di seluruh dunia tidak memiliki chip untuk Bluetooth low-energy (LE). Fitur ini yang digunakan sistem contact tracing untuk mendeteksi jarak antar ponsel tanpa membuat baterai menjadi boros.
"Secara keseluruhan, hampir 2 miliar [pengguna ponsel] tidak akan mendapat manfaat dari inisiatif ini secara global," kata Neil Shah, analis dari Counterpoint.
Tidak hanya pengguna smartphone yang terlewatkan, 1,5 miliar pengguna feature phone yang tidak menjalankan Android dan iOS juga akan ketinggalan.
"Dan sebagian besar pengguna dengan perangkat yang tidak kompatibel ini berasal dari segmen berpenghasilan rendah atau daridari kelompok lanjut usia yang lebih rawan terhadap virus," ungkapnya.
Sistem contact tracing yang dikembangkan oleh Google dan Apple ini bekerja dengan cara melacak apakah pengguna pernah melakukan kontak langsung atau berjarak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.
Nantinya iPhone dan ponsel Android yang sekarang merupakan mayoritas dari 3,5 miliar smartphone yang dipakai di seluruh dunia akan bisa menikmati teknologi ini bulan depan.
Google sendiri memastikan bahwa sistem ini akan disebar ke ponsel-ponsel Android melalui Google Play Services. Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel dengan sistem operasi Marshmallow 6.0 ke atas. Sedangkan untuk versi iOS-nya, Apple belum memberikan informasi lebih lanjut soal ketersediaannya.
(roy/roy) Next Article Google Persulit Pengiklan Lacak Pengguna Android
Dilansir dari Financial Times, (21/4/2020), peneliti mengungkapkan sekitar dua miliar pengguna ponsel tidak akan bisa menggunakan sistem ini. Sebagian besar dari mereka termasuk orang miskin dan lanjut usia, dua kelompok yang paling rawan terinfeksi virus Corona.
Teknologi ini juga mengandalkan chip wireless dan sistem spesifik yang sayangnya tidak tersedia pada ratusan juta ponsel yang masih aktif hingga saat ini, terutama pada ponsel yang dirilis lebih dari lima tahun yang lalu.
"Kalau kalian merupakan kelompok yang tidak diuntungkan dan memiliki perangkat lama atau feature phone, kalian akan melewatkan manfaat yang ditawarkan aplikasi ini," sambungnya.
Analis dari Counterpoint Research juga mengatakan saat ini sekitar seperempat dari jumlah smartphone yang aktif di seluruh dunia tidak memiliki chip untuk Bluetooth low-energy (LE). Fitur ini yang digunakan sistem contact tracing untuk mendeteksi jarak antar ponsel tanpa membuat baterai menjadi boros.
"Secara keseluruhan, hampir 2 miliar [pengguna ponsel] tidak akan mendapat manfaat dari inisiatif ini secara global," kata Neil Shah, analis dari Counterpoint.
Tidak hanya pengguna smartphone yang terlewatkan, 1,5 miliar pengguna feature phone yang tidak menjalankan Android dan iOS juga akan ketinggalan.
"Dan sebagian besar pengguna dengan perangkat yang tidak kompatibel ini berasal dari segmen berpenghasilan rendah atau daridari kelompok lanjut usia yang lebih rawan terhadap virus," ungkapnya.
Sistem contact tracing yang dikembangkan oleh Google dan Apple ini bekerja dengan cara melacak apakah pengguna pernah melakukan kontak langsung atau berjarak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.
Nantinya iPhone dan ponsel Android yang sekarang merupakan mayoritas dari 3,5 miliar smartphone yang dipakai di seluruh dunia akan bisa menikmati teknologi ini bulan depan.
Google sendiri memastikan bahwa sistem ini akan disebar ke ponsel-ponsel Android melalui Google Play Services. Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel dengan sistem operasi Marshmallow 6.0 ke atas. Sedangkan untuk versi iOS-nya, Apple belum memberikan informasi lebih lanjut soal ketersediaannya.
(roy/roy) Next Article Google Persulit Pengiklan Lacak Pengguna Android
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular