Hadapi Krisis Corona, Likuiditas Grab Aman Sampai 3 Tahun

dob, CNBC Indonesia
17 April 2020 11:18
CEO Grab Anthony Tan
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia telah memukul berbagai sektor, termasuk bisnis transportasi. Dalam menghadapi krisis akibat pandemi ini, raksasa ride hailing Grab Holdings optimistis karena memiliki likuiditas yang cukup menghadapi resesi.

CEO Grab Holding Anthony Tan mengatakan perusahaan memiliki model bisnis yang terdiversifikasi sehingga tidak hanya mengandalkan layanan transportasi. Diversifikasi bisnis ini meliputi pengiriman makanan dan bahan makanan, dengan begitunperusahaan mampu mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini.

"Kami beruntung memiliki likuiditas yang cukup melewati semua ini baik itu resesi 12 bulan atau 36 bulan," kata Anthony dilansir dari CNBC International, Jumat (17/04/2020).

Dia memastikan kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dalam kondisi yang sehat. Selain itu, sebagian besar dari cost Grab adalah variabel dan ikut turun ketika permintaan menurun.


"Karena basis investor kami kuat, kami beruntung memiliki likuiditas yang cukup untuk melewati ini," katanya.

Pasalnya, di beberapa negara, lini transportasi Grab mengalami penurunan presentasi gross merchandise value (GMV) hingga dua digit. GMV merupakan metrik yang biasanya dilacak oleh perusahaan internet untuk mengukur nilai total penjualan barang dan jasa yang dijual di sebuah platform.

Menurut Anthony, Grab pun telah menyesuaikan diri tengah pandemi ini dengan meningkatkan bisnis non-transportasinya. Dengan begitu perusahaan bisa memenuhi lonjakan permintaan di layanan pengiriman, dan memastikan mitra pengemudi masih memiliki pendapatan.

Meski demikian dia mengakui kenaikan di layanan pengiriman belum mengimbangi sepenuhnya lini transportasi yang terdampak.

"Kami tetap optimistis ke depannya, saya tahu bahwa transportasi adalah layanan esensial. Jadi kami mengantisipasi itu akan pulih kembali begitu orang-orang mulai pulang pergi lagi setelah lockdown," katanya.


COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang, dan IMF telah memprediksi kondisi ekonomi akan mencapai titik terburuk. Kondisi ini juga telah mempengaruhi pendapatan para mitra Grab, terutama yang terkena infeksi virus ini. Superapps ini pun berinvestasi US$ 40 juta untuk menyalurkan bantuan di seluruh wilayah operasinya.

"Dengan begitu mereka bisa fokus pada pemulihan, dan tidak perlumengkhawtirkan mau makan apa," kata Anthony.

(dob/dob) Next Article Hitungan Untung Bisnis GoFood-GrabFood, Ternyata Tipis Banget

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular