Negara yang Jalankan Imunisasi BCG Lebih 'Kebal' Corona

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
09 April 2020 15:27
Para peneliti mengungkapkan negara yang jalankan program imunisasi BCG memiliki tingkat kematian akibat virus corona lebih rendah dari yang tak menerapkannya.
Foto: Rumah Sakit Virus Corona. (Chinatopix via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti mengungkapkan bahwa negara yang memiliki program imunisasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) memiliki tingkat kematian akibat virus corona covid-19 enam kali lebih rendah daripada negara-negara yang tidak menggunakannya.

Imunisasi BCG diberikan pada bayi yang baru lahir atau paling lambat sebelum bayi berusia 3 bulan. Jenis imunisasi ini berfungsi untuk mencegah serangan penyakit tuberkulosis (TBC).


Dikutip dari Dailymail, (9/4/2020), hal ini diungkap oleh Ilmuwan dari Department of Biomedical Sciences, NYIT College of Osteopathic Medicine, New York Institute of Technology meneliti hubungan imunisasi BCG dan tingkat kematian akibat COVID-19 yang dipublikasikan secara online di situs arsip medRxiv.

Perkiraan tingkat fatalitas kasus dihasilkan dari data kasus dan kematian 50 negara teratas yang terinfeksi Covid-19. Kemudian dibandingkan dengan program vaksinasi untuk BCG.


Mereka menjumpai fakta bahwa negara tanpa imunisasi BCG memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada yang punya imunisasi BCG. Negara tanpa imunisasi BCG yang diteliti adalah Italia, Amerika Serikat, Belanda dan Belgia.

Negara dengan imunisasi BCG punya tingkat kematian rata-rata 0,4-0,78 per satu juta penduduk. Negara tanpa imunisasi BCG punya tingkat kematian rata-rata 7,3-16,39 per satu juta penduduk atau lebih tinggi dari negara dengan imunisasi BCG.


"Kami menemukan bahwa negara-negara tanpa kebijakan universal vaksinasi BCG (Italia, Belanda, AS) telah terkena dampak yang lebih parah dibandingkan dengan negara-negara dengan kebijakan BCG universal dan lama," ungkap peneliti.

Menurut peneliti, imunisasi BCG mungkin memberikan perlindungan jangka panjang pada pasien kasus virus corona. Namun, temuan awal ini memang harus diuji lebih lanjut.

"Dibutuhkan percobaan menggunakan BCG untuk menentukan seberapa cepat imunitas dikembangkan untuk melindungi terhadap COVID-19," pungkas mereka.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular