Heboh di Lapak Online Penangkal Virus Made in Jepang, Ampuh?
27 March 2020 20:51

Jakarta, CNBC Indonsia - Saat ini banyak sekali pelapak online yang menjual barang-barang 'virus shut out' yang menjanjikan penggunanya bisa terhindar dari beragam virus.
Dikarenakan virus corona Covid-19 yang mewabah di Indonesia, tak jarang masyarakat membeli barang tersebut, Salah satu contohnya petinggi di lingkaran istana yang tertangkap gambar memakai sebuah pin merek ECOM Air Mask ES-020 yang merupakan alat virus shut out buatan Jepang.
Dilihat dari situs toko online asal jepang Japanesbeauty.com, disebutkan bahwa ECOM Air Mask ES-020 merupakan alat desinfektan dan penghilang bau portabel yang diformulasikan dengan klorin dioksida yang diklaim mampu membunuh virus dan bakteri dengan efek disinfektan dan sterilisasi.
Selain pin, Alat virus shout out ini juga dapat ditemukan dengan bentuk kalung contohnya merek Toamit Virus Shut Out Anti-Bacteria & Virus Air Mask Badge with Neck Strap yang dijual di Blibli.com atau Shopee dengan perkiraan harganya Rp 200-250 ribu. Alat Toamit ini juga berasal dari Jepang.
"VSO (Virus Shut Out) menghasilkan Klorin Dioksida untuk melindungi pemakainya dari serangan virus, bakteri dan jamur dalam jarak 0.5 meter dari produk. Menciptakan penghalang tak terlihat terhadap partikel tersuspensi, asap, alergen, debu, dan bakteri dan virus penyebab penyakit," tulis keterangan di produk Toamit.
Pakar Kesehatan dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada untuk penanganan pandemi Covid-19, Ika Puspita Sari mengatakan bahwa barang-barang semacam itu menurutnya tidak terlalu efektif untuk melawan virus corona, karena Covid-19 penyebarannya melalui droplet.
"Setahu saya belum ada riset terkait pin [alat shut out] tersebut. Saya bayangkan itu mirip obat KB implant. Jadi dilepaskan perlahan ada desinfectan asam hipoklorit di dalamnya," kata Ika saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, (27/3/2020).
"Masalahnya yang menjadi target covid-19 kan airborne dan droplet. Kalau droplet kan kena di tangan. Jadi tampaknya kok tidak efektif untuk membunuh covid-19," tambahnya.
Ia menuturkan bahwa mencuci tangan dengan sabun bahkan jauh lebih efektif ketimbang memakai alat-alat penangkal virus semacam itu. "Khawatirnya seseorang yang pakai pin tersebut terus merasa aman. Jadi malah melupakan cuci tangan dengan sabun lebih sering," ungkap Ika.
(hoi/hoi)
Dikarenakan virus corona Covid-19 yang mewabah di Indonesia, tak jarang masyarakat membeli barang tersebut, Salah satu contohnya petinggi di lingkaran istana yang tertangkap gambar memakai sebuah pin merek ECOM Air Mask ES-020 yang merupakan alat virus shut out buatan Jepang.
Dilihat dari situs toko online asal jepang Japanesbeauty.com, disebutkan bahwa ECOM Air Mask ES-020 merupakan alat desinfektan dan penghilang bau portabel yang diformulasikan dengan klorin dioksida yang diklaim mampu membunuh virus dan bakteri dengan efek disinfektan dan sterilisasi.
Selain pin, Alat virus shout out ini juga dapat ditemukan dengan bentuk kalung contohnya merek Toamit Virus Shut Out Anti-Bacteria & Virus Air Mask Badge with Neck Strap yang dijual di Blibli.com atau Shopee dengan perkiraan harganya Rp 200-250 ribu. Alat Toamit ini juga berasal dari Jepang.
"VSO (Virus Shut Out) menghasilkan Klorin Dioksida untuk melindungi pemakainya dari serangan virus, bakteri dan jamur dalam jarak 0.5 meter dari produk. Menciptakan penghalang tak terlihat terhadap partikel tersuspensi, asap, alergen, debu, dan bakteri dan virus penyebab penyakit," tulis keterangan di produk Toamit.
Pakar Kesehatan dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada untuk penanganan pandemi Covid-19, Ika Puspita Sari mengatakan bahwa barang-barang semacam itu menurutnya tidak terlalu efektif untuk melawan virus corona, karena Covid-19 penyebarannya melalui droplet.
"Setahu saya belum ada riset terkait pin [alat shut out] tersebut. Saya bayangkan itu mirip obat KB implant. Jadi dilepaskan perlahan ada desinfectan asam hipoklorit di dalamnya," kata Ika saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, (27/3/2020).
"Masalahnya yang menjadi target covid-19 kan airborne dan droplet. Kalau droplet kan kena di tangan. Jadi tampaknya kok tidak efektif untuk membunuh covid-19," tambahnya.
Ia menuturkan bahwa mencuci tangan dengan sabun bahkan jauh lebih efektif ketimbang memakai alat-alat penangkal virus semacam itu. "Khawatirnya seseorang yang pakai pin tersebut terus merasa aman. Jadi malah melupakan cuci tangan dengan sabun lebih sering," ungkap Ika.
Artikel Selanjutnya
Facebook Larang Iklan Jual Masker di Tengah Wabah Corona
(hoi/hoi)