
Canggih! Negara Ini Pakai Ponsel Warga Buat Lacak Corona
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
26 March 2020 10:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Menghambat penyebaran virus corona COVID-19 membuat pekerjaan rumah negara-negara yang terinfeksi virus ini. Salah satu yang dipilih adalah menggunakan data ponsel.
Cara ini ditempuh oleh Uni Eropa. Operator seluler di Eropa memutuskan untuk berbagi data dengan otoritas kesehatan Italia, Jerman dan Austria untuk memantau mobilitas warga. Data ini bersifat anonim dan teragregasi yang memungkinkan negara memetakan konsentrasi dan mobilitas di daerah yang banyak terpapar virus corona.
Di Italia, Operator seluler Italia, Telecom, Vodafone dan WindTre telah menawarkan data agregat kepada otoritas kesehatan untuk memantau pergerakan orang. Hasilnya pun mulai terlihat, daerah Lombardy yang paling para terpapar corona di Italia mengalami penurunan jumlah mobilitas warga hingga 60% bulan lalu.
"Jika secara teknikal memungkinkan, dan secara hukum diperbolehkan, Vodafone akan bersedia membantu pemerintah dalam menangani masalah menggunakan data pengguna yang dianonimkan," ujar CEO Vodafone Nick Read, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (26/3/2020).
Berikut beberapa negara di dunia yang menggunakan data ponsel untuk melacak dan menghambat penyebaran virus corona:
China
China menjadi negara pertama kali menggunakan data pengguna ponsel untuk melacak pasien corona. Mereka memberikan warga hijau, kuning atau merah untuk sebagai status kesehatan warga negaranya.
Ketika ada warga yang mengalami demam, mereka akan dikirimi pesan untuk melakukan isolasi mandiri. Program ini melibatkan raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent.
Israel
Israel sudah menggunakan data ponsel pengguna untuk melawan corona. Pemerintah telah memberikan izin kepada Shin Bet, badan keamanan internal Israel untuk menggunakan data lokasi melacak pergerakan pasien positif corona dan mengindentifikasi warga mana saja yang harus di karantina.
Shin Bet diizinkan untuk menggunakan data lokasi untuk pemetaan dari tahun 2002 hingga sekarang selama 30 hari kerja. Mereka yang diidentifikasi harus melakukan karantina akan mendapatkan pesan teks dari Shin Bet, seperti dilansir dari New York Times.
Cara ini ditempuh oleh Uni Eropa. Operator seluler di Eropa memutuskan untuk berbagi data dengan otoritas kesehatan Italia, Jerman dan Austria untuk memantau mobilitas warga. Data ini bersifat anonim dan teragregasi yang memungkinkan negara memetakan konsentrasi dan mobilitas di daerah yang banyak terpapar virus corona.
Di Italia, Operator seluler Italia, Telecom, Vodafone dan WindTre telah menawarkan data agregat kepada otoritas kesehatan untuk memantau pergerakan orang. Hasilnya pun mulai terlihat, daerah Lombardy yang paling para terpapar corona di Italia mengalami penurunan jumlah mobilitas warga hingga 60% bulan lalu.
Berikut beberapa negara di dunia yang menggunakan data ponsel untuk melacak dan menghambat penyebaran virus corona:
China
China menjadi negara pertama kali menggunakan data pengguna ponsel untuk melacak pasien corona. Mereka memberikan warga hijau, kuning atau merah untuk sebagai status kesehatan warga negaranya.
Ketika ada warga yang mengalami demam, mereka akan dikirimi pesan untuk melakukan isolasi mandiri. Program ini melibatkan raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent.
Israel
Israel sudah menggunakan data ponsel pengguna untuk melawan corona. Pemerintah telah memberikan izin kepada Shin Bet, badan keamanan internal Israel untuk menggunakan data lokasi melacak pergerakan pasien positif corona dan mengindentifikasi warga mana saja yang harus di karantina.
Shin Bet diizinkan untuk menggunakan data lokasi untuk pemetaan dari tahun 2002 hingga sekarang selama 30 hari kerja. Mereka yang diidentifikasi harus melakukan karantina akan mendapatkan pesan teks dari Shin Bet, seperti dilansir dari New York Times.
Next Page
Taiwan, Iran Hingga Singapura
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular