
WhatsApp Jadi Ganjalan Facebook Perangi Corona, Kok Bisa?
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
19 March 2020 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang melawan virus corona COVID-19 tanya hanya dilakukan para tenaga medis, pemerintah juga dipusingkan dengan banyaknya disinformasi dan hoak soal virus corona. Informasi tersebut disebarkan melalui aplikasi percakapan salah satunya WhatsApp.
WhatsApp digunakan untuk menyebar informasi yang sering mencampurkan antar fakta yang dibalut dengan klaim yang akurat dan menyesatkan yang membuat banyak pemimpin dunia mengimbau agar masyarakat tak sebar informasi yang tidak diverifikasi.
"Saya mendesak semua orang setop berbagi informasi yang belum diverifikasi grup WhatsApp," Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar melaui Twitter pribadinya. "Pesan-pesan itu menakut-nakuti dan membingungkan orang-orang, menyebabkan kerusakan nyata. Dapatkan informasi dari sumber resmi dan terpercaya."
Memberantas penyebaran disinformasi dan hoaks tentang virus corona di WhatsApp tidaklah mudah karena aplikasi chatting milik Facebook ini menerapkan fitur end-to-end encryption. Di mana pesan hanya bisa dilihat pengirim dan penerima pesan. Apalagi WhatsApp sendiri tak memonitor aliran pesan di platformnya.
"Jelas ... banyak informasi palsu terus muncul di ruang publik. Kita perlu lebih memahami risiko yang terkait dengan komunikasi pada layanan end-to-end encryption," ujar Wakil Presiden Komisi Eropa Věra Jourová, seperti dilansir dari CNN International, Kamis (19/3/2020).
WhatsApp mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk meredam penyebaran disinformasi melalui fact checking group dan pengguna dapat meneruskan (forward) pesan ke spesial akun yang bisa diverifikasi.
"Ada lebih dari selusin [fact checking lokal] sejauh ini, dan kami ingin lebih banyak yang dapat melakukan pekerjaan penting mereka sehingga rumor teridentifikasi dan dilawan," ujar Will Cathcart, head of WhatsApp.
Untuk memerangi hoaks tentang corona, WhatsApp juga baru saja meluncurkan pusat informasi COVID-19 melalui laman whatsapp.com/coronavirus. Pusat informasi ini merupakan kolaborasi dengan World Health Organization (WHO), UNICEF dan United Nation Development Programme (UNDP).
(roy/roy) Next Article Nyesel Baru Tahu, Cara Keluar Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan
WhatsApp digunakan untuk menyebar informasi yang sering mencampurkan antar fakta yang dibalut dengan klaim yang akurat dan menyesatkan yang membuat banyak pemimpin dunia mengimbau agar masyarakat tak sebar informasi yang tidak diverifikasi.
"Saya mendesak semua orang setop berbagi informasi yang belum diverifikasi grup WhatsApp," Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar melaui Twitter pribadinya. "Pesan-pesan itu menakut-nakuti dan membingungkan orang-orang, menyebabkan kerusakan nyata. Dapatkan informasi dari sumber resmi dan terpercaya."
"Jelas ... banyak informasi palsu terus muncul di ruang publik. Kita perlu lebih memahami risiko yang terkait dengan komunikasi pada layanan end-to-end encryption," ujar Wakil Presiden Komisi Eropa Věra Jourová, seperti dilansir dari CNN International, Kamis (19/3/2020).
WhatsApp mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk meredam penyebaran disinformasi melalui fact checking group dan pengguna dapat meneruskan (forward) pesan ke spesial akun yang bisa diverifikasi.
"Ada lebih dari selusin [fact checking lokal] sejauh ini, dan kami ingin lebih banyak yang dapat melakukan pekerjaan penting mereka sehingga rumor teridentifikasi dan dilawan," ujar Will Cathcart, head of WhatsApp.
Untuk memerangi hoaks tentang corona, WhatsApp juga baru saja meluncurkan pusat informasi COVID-19 melalui laman whatsapp.com/coronavirus. Pusat informasi ini merupakan kolaborasi dengan World Health Organization (WHO), UNICEF dan United Nation Development Programme (UNDP).
(roy/roy) Next Article Nyesel Baru Tahu, Cara Keluar Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular