
Durian & Nangka Bisa Buat Charger Ponsel & Mobil Listrik?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
05 March 2020 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Durian dan Nangka dapat mengubah cara manusia mengisi daya (charger) smartphone atau mobil listrik di masa depan. Hal ini merupakan hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan di situs Popular Mechanics.
Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh associate professor Vincent G. Gomes dari University of Sydney di Australia telah menemukan cara untuk mengubah inti buah dari durian dan nangka menjadi supercapacitors elektrokimia berkinerja tinggi, atau perangkat penyimpanan energi dengan kepadatan energi tinggi, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi seperti baterai untuk perangkat elektronik dan transportasi.
"Supercapacitors menjanjikan penyimpanan energi karena stabilitas perputaran yang unggul dan kemampuan pengisian daya yang luar biasa," tulis para ilmuwan ini dalam sebuah makalah, seperti dilansir dari The Star, Kamis (5/3/2020).
Supercapacitor ini memiliki dua keunggulan utama dibandingkan baterai yang digunakan dalam perangkat seperti smartphone, dapat diisi ulang dengan sangat cepat, dan dapat diisi ulang secara berulang-ulang, tidak seperti baterai lithium-ion yang mengandalkan reaksi kimia untuk menghasilkan daya.
Terlepas dari manfaat ini, supercapacitors tidak digunakan secara luas seperti baterai karena umumnya memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, dan juga saat ini mahal karena campuran karbon-graphene standar industri (digunakan untuk melapisi elektroda dalam supercapacitors) berharga antara Rp 1,4 juta hingga Rp 1,8 juta per gram.
Para ilmuwan ini mengklaim supercacasitors baru mereka berkinerja lebih tinggi dan lebih murah daripada superkapasitor saat ini.
Para ilmuwan ini pun menambahkan karena pemanasan global dan bahan bakar fosil yang semakin menipis, ada kebutuhan untuk mengembangkan perangkat penyimpanan energi dengan kepadatan energi yang tinggi dari sumber-sumber alternatif.
"Mengubah limbah makanan menjadi produk bernilai tambah tidak hanya akan meningkatkan ekonomi secara keseluruhan tetapi juga mengurangi polusi lingkungan," mereka menyimpulkan.
(roy/roy) Next Article Tiru iPhone, Samsung Bakal Jual Smartphone Tanpa Charger?
Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh associate professor Vincent G. Gomes dari University of Sydney di Australia telah menemukan cara untuk mengubah inti buah dari durian dan nangka menjadi supercapacitors elektrokimia berkinerja tinggi, atau perangkat penyimpanan energi dengan kepadatan energi tinggi, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi seperti baterai untuk perangkat elektronik dan transportasi.
"Supercapacitors menjanjikan penyimpanan energi karena stabilitas perputaran yang unggul dan kemampuan pengisian daya yang luar biasa," tulis para ilmuwan ini dalam sebuah makalah, seperti dilansir dari The Star, Kamis (5/3/2020).
Terlepas dari manfaat ini, supercapacitors tidak digunakan secara luas seperti baterai karena umumnya memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, dan juga saat ini mahal karena campuran karbon-graphene standar industri (digunakan untuk melapisi elektroda dalam supercapacitors) berharga antara Rp 1,4 juta hingga Rp 1,8 juta per gram.
Para ilmuwan ini mengklaim supercacasitors baru mereka berkinerja lebih tinggi dan lebih murah daripada superkapasitor saat ini.
Para ilmuwan ini pun menambahkan karena pemanasan global dan bahan bakar fosil yang semakin menipis, ada kebutuhan untuk mengembangkan perangkat penyimpanan energi dengan kepadatan energi yang tinggi dari sumber-sumber alternatif.
"Mengubah limbah makanan menjadi produk bernilai tambah tidak hanya akan meningkatkan ekonomi secara keseluruhan tetapi juga mengurangi polusi lingkungan," mereka menyimpulkan.
(roy/roy) Next Article Tiru iPhone, Samsung Bakal Jual Smartphone Tanpa Charger?
Most Popular