Komisi Uni Eropa Imbau Staf tidak Pakai WhatsApp, Kenapa?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 March 2020 14:17
Komisi Uni Eropa mengimbau stafnya agar tak menggunakan aplikasi chatting WhatsApp, Facebook Messenger dan sejenisnya. Sebagai gantinya disarankan pakai Signal.
Foto: Logo Whatsapp (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Uni Eropa mengimbau para staf agar tak menggunakan aplikasi chatting WhatsApp, Facebook Messenger dan sejenisnya untuk berkomunikasi. Sebagai gantinya disarankan menggunakan aplikasi terenkripsi Signal.

Menurut laporan Politico, imbauan ini disampaikan pada awal Februari 2020 melalui memo internal instansi tersebut. Signal akan digunakan untuk komunikasi eksternal antara staf dengan pihak di luar organisasi.


"Signal telah dipilih sebagai aplikasi yang direkomendasikan untuk perpesanan publik," tulis Executive Komisi UE, seperti dilansir dari The Verge, Senin (2/3/2020).

Menurut Politico, Signal tak sepenuhnya akan digunakan untuk semua komunikasi. Email terenkripsi akan digunakan untuk informasi sensitif dan klarifikasi dokumen yang lebih ketat akan ditingkatkan.

Inisiatif ini muncul setelah meningkatnya perhatian lembaga ini akan kasus pembobolan data. Pada Juni 2018, dilaporkan kedutaan besar Uni Eropa di Moscow dibajak hacker dan mencuri data dari jaringan.

Akhir Desember lalu, Partai Konservatif Inggris meminta Perdana Menteri mengganti WhatsApp dengan aplikasi chatting yang lebih aman.

Signal adalah aplikasi chatting yang banyak digunakan para aktivis keamanan data dengan fitur end-to-end encryption terkuat yang pernah ada saat ini.


Salah satu co-foundernya adalah Brian Action pendiri WhatsApp yang mengundurkan diri dari Facebook pada 2017 silam karena tak sepakat dengan rencana monetisasi WhatsApp lewat iklan.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/miq) Next Article WhatsApp vs Telegram vs Signal, Canggih Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular