Bos Telegram Soal WhatsApp: Berbahaya & Delete Saja!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 February 2020 07:37

Bukan hanya kali ini saja Pavel Durov mengkritik WhatsApp. Pada November 2019, Pavel Durov juga menyoroti masalah kerentanan di WhatsApp gegera penemuan spyware milik perusahaan teknologi Israel, NSO Group yang membobol ponsel pengguna lewat file video, mirip seperti yang dialami CEO Amazon Jeff Bezos.
Menurut Pavel Durov mengungkapkan celah keamanan yang terdapat di WhatsApp adalah bukti lebih lanjut bahwa agen spionase biasa menggunakan WhatsApp sebagai alat pengawasan.
Ia menggambarkan WhatsApp semacam "Kuda Troya" yang dimanfaatkan untuk memata-matai foto dan user penggunannya dan mengklaim aplikasi chatting milik Facebook ini tidak pernah benar-benar aman dan menempatkan data pribadi pengguna dalam bahaya sebagai objek peretas dan badan intelijen pemerintah.
"Facebook telah menjadi bagian dari program pengintaian jauh sebelum mereka mengakuisisi WhatsApp. Adalah Naif untuk berpikir perusahaan akan mengubah kebijakannya setelah akuisisi," ujar Pavel Durov, seperti dikutip CNBC Indonesia dari Independent, Jumat (22/11/2019).
Bos Telegram ini mengambil contoh pernyataan dari Pendiri WhatsApp, Brian Acton yang menyesal menjual aplikasi ini ke Facebook dengan mengatakan "Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan yang lebih besar."
Pavel Durov menambahkan kurangnya bukti akan adanya eksploitasi masif di WhatsApp telah membuat Facebook selama ini nyaman.
"Yakinlah, kerentanan keamanan sebesar ini pasti telah dieksploitasi," jelasnya.
Pavel Durov menambahkan kekonsistenan kerentanan keamanan yang ditemukan dalam WhatsApp menunjukkan keterlibatan Facebook dengan pemerintah dan agen intelijen.
"Kecuali jika Anda tidak masalah foto dan chatting menjadi publik suatu hari nanti, Anda harus delete WhatsApp dari ponsel," jelas Pavel Durov.
(roy/roy)
Menurut Pavel Durov mengungkapkan celah keamanan yang terdapat di WhatsApp adalah bukti lebih lanjut bahwa agen spionase biasa menggunakan WhatsApp sebagai alat pengawasan.
Ia menggambarkan WhatsApp semacam "Kuda Troya" yang dimanfaatkan untuk memata-matai foto dan user penggunannya dan mengklaim aplikasi chatting milik Facebook ini tidak pernah benar-benar aman dan menempatkan data pribadi pengguna dalam bahaya sebagai objek peretas dan badan intelijen pemerintah.
Bos Telegram ini mengambil contoh pernyataan dari Pendiri WhatsApp, Brian Acton yang menyesal menjual aplikasi ini ke Facebook dengan mengatakan "Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan yang lebih besar."
Pavel Durov menambahkan kurangnya bukti akan adanya eksploitasi masif di WhatsApp telah membuat Facebook selama ini nyaman.
"Yakinlah, kerentanan keamanan sebesar ini pasti telah dieksploitasi," jelasnya.
Pavel Durov menambahkan kekonsistenan kerentanan keamanan yang ditemukan dalam WhatsApp menunjukkan keterlibatan Facebook dengan pemerintah dan agen intelijen.
"Kecuali jika Anda tidak masalah foto dan chatting menjadi publik suatu hari nanti, Anda harus delete WhatsApp dari ponsel," jelas Pavel Durov.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular