Tak Lagi Gratis, OVO Kenakan Biaya Top Up Rp 1.000
21 January 2020 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Dompet digital milik Lippo Group, OVO mengumumkan akan mengenakan biaya top up atau isu ulang. Aturan ini berlaku mulai 2 Maret 2020.
Dalam pengumuman di aplikasinya, OVO akan mengenakan biaya Rp 1.000 untuk top up melalui Instan Top Up di aplikasi OVO, ATM, Internet banking, Tokopedia, dan OVO Booth.
Untuk Top Up menggunakan kartu debit di aplikasi OVO akan dikenakan biaya 2%.
"Tapi jangan khawatir, Top Up melalui Abang Grab tetap Gratis," tulis OVO dalam pengumumannya, seperti dikutip Selasa (21/1/2020).
Pengumuman terbaru ini menunjukkan OVO mulai mengurangi bakar uang melalui strategi diskon, cashback dan menggratiskan layanan kepada pengguna.
Sebelumnya pada 12 Desember 2019, OVO mengenakan biaya transfer ke bank Rp 2.500 untuk setiap transaksi. Biaya ini dikenakan pada pengguna OVO Cash karena hanya layanan ini yang bisa digunakan untuk transfer ke bank.
OVO merupakan layanan dompet digital yang dikelola oleh PT Visionet Internasional. Awalnya OVO merupakan aplikasi loyalitas yang mengelola point hasil belanja di pusat perbelanjaan milik Lippo Group.
Pada 2017, OVO mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia untuk menghadirkan layanan dompet digital. Agar meluaskan pangsa pasarnya, OVO menggandeng Tokopedia dan Grab.
Dalam perjalanannya, OVO menjadi salah satu fintech besar di Indonesia. Sepanjang tahun 2018 saja, OVO mengklaim sudah menjalankan 1 miliar kali transaksi.
Dengan masuknya OVO ke dalam daftar, kini Indonesia punya lima startup yang telah berstatus unicorn. Satu di antaranya bahkan telah berstatus decacorn.
(roy/roy)
Dalam pengumuman di aplikasinya, OVO akan mengenakan biaya Rp 1.000 untuk top up melalui Instan Top Up di aplikasi OVO, ATM, Internet banking, Tokopedia, dan OVO Booth.
Untuk Top Up menggunakan kartu debit di aplikasi OVO akan dikenakan biaya 2%.
"Tapi jangan khawatir, Top Up melalui Abang Grab tetap Gratis," tulis OVO dalam pengumumannya, seperti dikutip Selasa (21/1/2020).
Pengumuman terbaru ini menunjukkan OVO mulai mengurangi bakar uang melalui strategi diskon, cashback dan menggratiskan layanan kepada pengguna.
Sebelumnya pada 12 Desember 2019, OVO mengenakan biaya transfer ke bank Rp 2.500 untuk setiap transaksi. Biaya ini dikenakan pada pengguna OVO Cash karena hanya layanan ini yang bisa digunakan untuk transfer ke bank.
![]() |
OVO merupakan layanan dompet digital yang dikelola oleh PT Visionet Internasional. Awalnya OVO merupakan aplikasi loyalitas yang mengelola point hasil belanja di pusat perbelanjaan milik Lippo Group.
Pada 2017, OVO mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia untuk menghadirkan layanan dompet digital. Agar meluaskan pangsa pasarnya, OVO menggandeng Tokopedia dan Grab.
Dalam perjalanannya, OVO menjadi salah satu fintech besar di Indonesia. Sepanjang tahun 2018 saja, OVO mengklaim sudah menjalankan 1 miliar kali transaksi.
Dengan masuknya OVO ke dalam daftar, kini Indonesia punya lima startup yang telah berstatus unicorn. Satu di antaranya bahkan telah berstatus decacorn.
Artikel Selanjutnya
Pengakuan Mochtar Riady Soal Lippo Sudah Jual 70% Saham OVO
(roy/roy)